Banyak Hari Libur Bikin Bursa Lesu dan Asing Kabur

Senin, 13 May 2024

JAKARTA. Banyaknya hari libur dan cuti bersama bukan hal menyenangkan bagi para trader. Bagi mereka, banyaknya tanggal merah menyebabkan kesempatan mengail cuan dari transaksi bursa saham semakin berkurang. Indonesia kesohor sebagai salah satu negara dengan jumlah hari libur terbanyak. Meski salah satu alasan pemerintah, libur panjang ini untuk mendongkrak pariwisata, toh, tidak berpegaruh signifikan ke pertumbuhan ekonomi. Total jenderal, tahun ini ada 27 hari libur nasional dan cuti bersama. Yang cukup panjang terjadi pada saat Idul Fitri. Tapi banyak bulan lain yang berisi tanggal merah. Di Mei ini ada lima hari libur nasional dan cuti bersama. Jumlah libur Bursa Efek Indonesia (BEI) tergolong banyak ada 27 hari tahun ini. Bandingkan dengan libur bursa di Amerika Serikat (AS) 13 hari, Inggris dan Jerman 11 hari. Dua negara yang banyak hari libur adalah China dan Jepang. Kendati begitu, performa Bursa Efek Indonesia (BEI) masih kalah jauh. Meski sama-sama dilanda kelesuan ekonomi dan penguatan dolar Amerika Serikat (AS), Shanghai Index di China naik 6,49%. Bahkan, Nikkel 225 melesat 14,84%. Bandingan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melorot 2,53%,

Cuti bersama yang membuat hari libur nasional semakin panjang, menyebabkan banyak investor cenderung hati-hati. Selama libur panjang bisa jadi ada berbagai sentimen negatif di pasar global yang dapat mempengaruhi pergerakan saham. Sikap wait and see ini membuat transaksi pasar saham menjelang libur panjang biasanya cenderung sepi. Selain itu, banyak yang menarik dana sebelum liburan. Faktor ini yang menyebabkan asing semakin deras menarik dana mereka ke luar alias net sell. Head Customer Literation and Education PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi melihat libur bursa akan berdampak pada spekulasi investor di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Semakin banyak libur bisa membuat invetor mengalami lag infomartion yang bisa berdampak pada nilai investasi di saham. Maka, indeks tidak banyak bergerak bahkan cenderung lesu. Sejak April net sell terus mengalir deras dan berlanjut di Mei 2024. Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi menghitung selama lima tahun terakhir, IHSG di bulan Mei terkoreksi 1,3%.

Oktavianus aepakat. Sepanjang Mei ini IHSG masih dalam tekanan. Bayang-bayang sentimen tingginya suku bunga bisa menyebabkan outflow asing. Lantas penurunan kinerja sektor komoditas, otomotif, semen dan rokok di kuartal I-2024 mengindikasikan market tengah tertekan. "Ini bisa menggerus daya beli," kata dia, Minggu (12/5). Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta masih melihat pasar memperhatikan sikap dovish The Fed yang menguat. Reza Fahmi menyarankan mencermati saham INKP dan MNCN dengan target harga masing-masing di Rp 10.000 dan Rp 386. Oktavianus menyarankan investor meningkatkan porsi defensive stock, seperti kesehatan, infrastruktur dan konsumer untuk jangka panjang. Rekomendasinya buy ANTM di Rp 1.970, TLKM di Rp 4.300, INDF di Rp 8.300, JSMR di Rp 6.400, dan SILO di harga Rp 2.870.

Sumber : Kontan 13 Mei 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)