Jumlah Pengangguran di Indonesia Turun

Selasa, 07 May 2024

JAKARTA. Jumlah penggangguran tercatat menurun. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, sebanyak 7,2 juta rakyat Indonesia menganggur pada Februari 2024. Angka ini menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 7,99 juta pengangguran. "Pada Februari 2024 terdapat 7,2 juta pengangguran setara dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 4,82%," ungkap Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di konferensi pers, kemarin. Ia menyebut, angka tersebut lebih rendah dibandingkan Februari 2023, bahkan lebih rendah dari tingkat penggangguran sebelum pandemi Covid-19, di mana pada Februari 2020 tingkat pengangguran di level 4,94%. BPS mencatat jumlah angkatan kerja pada Februari 2024 mencapai 149,38 juta orang. Angka ini naik 2,76 juta orang dibandingkan Februari 2023. Meski angka pengangguran menurun, nyatanya jumlah penduduk yang bekerja pada kegiatan informal masih mendominasi, yakni 84,13 juta orang atau 59,17% pada Februari 2024. Angka itu juga mengalami penurunan dibandingkan Februari 2023 sebesar 60,12%. Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai penurunan tingkat pengangguran merupakan kabar baik. Hanya saja, dia menyoroti besarnya jumlah pekerja di sektor informal dan relatif belum kembali seperti sebelum pandemi.

"Padahal kita tahun bahwa pekerja di sektor informal relatif rentan terhadap gejolak perekonomian dan ketika terjadi gejolak, mereka yang bekerja di sektor informal umumnya tidak punya jaminan sosial yang memadai sehingga berpotensi terjerumus ke jurang kemiskinan," ungkap dia. Menurut Yusuf, realisasi investasi terutama di sektor industri manufaktur memang membuka peluang terserapnya angkatan kerja yang lebih besar. Hal ini sebenarnya sudah dilakukan pemerintah sehingga pekerjaan rumah pemerintah saat ini adalah memastikan hal itu berkelanjutan dan bisa menyerap tenaga kerja lebih besar lagi. Analis Senior Indonesia Strategic and Economics Action Institution (ISEAI), Ronny P Sasmita mengemukakan sebenarnya jumlah pengangguran sebanyak 7,2 juta merupakan pengangguran penuh waktu atau sama sekali tak bekerja dan berpenghasilan. Jika ditambah angkatan kerja yang setengah pengangguran atau bekerja di bawah waktu optimal per minggu, maka angkanya akan jauh lebih besar.

Sumber : Kontan 07 Mei 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)