Beban Berkurang, Laba ESSA Melonjak

Rabu, 24 Apr 2024

JAKARTA. Laba PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) naik tinggi sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Kendati begitu, pendapatan ESSA masih tertekan. Emiten terafiliasi dengan Garibaldi Thohir ini meraup pendapatan senilai US$ 73,82 juta pada kuartal I-2024. Pendapatan ESSA menyusut 15,96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year on year (yoy). Namun ESSA mampu meraih laba bersih senilai US$ 10,21 juta atau sekitar Rp 165,61 miliar. Dibandingkan kuartal I-2023, laba bersih ESSA melejit 228,29% dari US$ 3,11 juta. Lonjakan laba ESSA tak lepas dari menyusutnya sejumlah pos beban dalam kurun tiga bulan pertama 2024. Situasi ini turut mengangkat posisi EBITDA ESSA yang tumbuh 41% yoy dari US$ 22 juta menjadi US$ 31,5 juta. "Peningkatan volume produksi dan penurunan biaya berkontribusi pada peningkatan EBITDA," kata Sekretaris Perusahaan ESSA, Shinta D. U. Siringoringo, Senin (22/4). Sedangkan penurunan pendapatan ESSA sejalan dengan realisasi harga amoniak yang turun 51% yoy menjadi rata-rata US$ 344 per metrik ton pada kuartal I-2024. Adapun, penurunan harga amoniak dipicu oleh masalah geopolitik di Timur Tengah dan kawasan Laut Merah pada awal 2024. Harga amonia mencapai titik terendah pada bulan Maret 2024, dan selanjutnya menunjukkan tren peningkatan. ESSA memperkirakan, harga amoniak akan berada pada level yang serupa dengan tahun 2023.

"Sementara itu, harga LPG menunjukkan peningkatan yang cukup kuat di tengah pemotongan produksi minyak negara-negara anggota OPEC+," terang Shinta. Investment Analyst Stockbit, Theodorus Melvin menyoroti, penurunan biaya pabrikasi ESSA pada kuartal I-2024 disebabkan oleh tidak adanya biaya maintenance pabrik amonia. Berbeda dari kuartal I-2023, kala itu ESSA mengadakan perawatan pabrik amonia selama tiga minggu yang berlangsung sejak 17 Februari-10 Maret 2023. Dengan tidak adanya maintenance pabrik, Theodorus memprediksi, volume produksi amonia ESSA pada kuartal I-2024 naik secara tahunan ke level 195.000-200.000 ton dibandingkan 143.000 ton pada kuartal I-2023. Theodorus menaksir, kinerja ESSA akan fluktuatif akibat dinamika harga acuan amonia seiring konflik geopolitik. Meski begitu, efek low base pada kuartal II-2023 dan kuartal III2023 dapat memberikan sentimen positif kepada ESSA. Proyeksi itu dengan asumsi harga amonia stabil di level saat ini, US$ 400 hingga US$ 500 per ton. Research Analyst Reliance Sekuritas, Ayu Dian memprediksi, pendapatan ESSA tahun ini masih cenderung terbatas. Hal ini didorong oleh pelemahan harga amonia dan ketidakpastian global yang memicu penurunan permintaan. Terkait saham ESSA, analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyarankan sell on strength terlebih dulu dengan memperhatikan support Rp 710 dan resistance di Rp 760.Sedangkan Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer menyarankan wait and see dahulu. Sementara Ayu merekomendasikan hold ESSA dengan target harga di level Rp 800 per saham.

Sumber : Kontan 24 April 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)