Berbalik Arah, Saham Bank Mulai Menguat

Rabu, 24 Apr 2024

JAKARTA. Setelah banyak dilanda aksi jual asing, beberapa saham sektor perbankan mulai berbalik arah. Hinga akhir tahun 2024 ini, saham sektor bank diperkirakan masih bisa memberikan return positif. Chief Economist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto mengatakan, kinerja sektor perbankan dipengaruhi oleh suku bunga dan nilai tukar. Secara historis, pertumbuhan kredit perbankan juga bakal mengikuti pergerakan harga komoditas. Rully bilang, kenaikan harga minyak imbas perang dapat berdampak bagi meningkatnya penjualan batubara dan crude palm oil (CPO). Sehingga dapat menguatkan nilai tukar rupiah karena dua komoditas tersebut merupakan andalan bagi Indonesia. Sementara itu, sentimen higher for longer suku bunga AS bisa melemahkan posisi rupiah. Namun Bank Indonesia (BI) kemungkinan besar bakal berupaya untuk menghindari pelemahan ke Rp 16.500 per dolar AS. Rully menilai, BI akan menaikkan suku bunga acuan untuk memperlebar selisih (spread) antara BI rate dan Fed Fund Rate (FFR) yang bisa meredam pelemahan nilai tukar.

Sebab, rupiah secara fundamental sebenarnya cukup solid, tetapi tidak mampu meredam sentimen eksternal dari Amerika. "Perbankan merupakan sektor defensif saat ada koreksi pasar cukup dalam," kata Rully, Selasa (23/4). Rully optimistis sektor perbankan masih akan menjanjikan karena pertumbuhan kredit di sektor perbankan akan tetap tumbuh tinggi, sejalan dengan proyeksi BI yang di kisaran 10% 12%. Rasio kredit terhadap simpanan (LDR) juga masih relatif terjaga di bawah 85%, dan tingkat kredit tidak lancar (NPL) yang masih terbilang rendah. Sehingga, masih terbuka ruang peningkatan pertumbuhan kredit perbankan. Di sisi lain, ketidakpastian pemangkasan suku bunga acuan masih akan menciptakan volatilitas pasar. Sehingga, dana asing bisa kembali mengalir masuk diharapkan baru terjadi pada kuartal ketiga 2024.

Saham pilihan

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, ketidakpastian soal suku bunga The Fed memang turut membuat harga saham bank besar terkoreksi. Tapi, menjelang musim rilis kinerja kuartal 1-2024, saham perbankan berpeluang kembali menguat. Koreksi yang terjadi di saham BMRI, BBNI, BBRI, BBCA, dan BRIS, membuat valuasi saham-saham ini di masa yang akan datang menjadi semakin menarik. Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan, tensi geopolitik yang sedang memanas belakangan ini bisa berdampak ke potensi peningkatan pembiayaan. Konflik geopolitik ini berpeluang memicu kenaikan inflasi.Hal ini akan menjadi pertimbangan penting dalam penentuan kebijakan suku bunga ke depan.

Nah, terkait saham bank pilihan, analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menilai, saat ini indeks sektor keuangan sedang berada di awal fase uptrend dalam jangka pendek atau bergerak rebound. Herditya merekomendasikan saham BBRI pada target harga Rp 5.450–Rp 5.600, BBNI dengan target harga Rp 5.500–Rp 5625, dan BBCA di target harga Rp 9.825–Rp 9.925. Lalu, Mifathul memberikan rekomendasi trading buy BBRI di target harga Rp 5.600 dan BBNI di harga harga Rp 5.675, serta BMRI dengan target harga Rp 6.950 per saham. Sedangkan, Maximilianus menilai, saham-saham perbankan menarik dikoleksi untuk jangka panjang. Dia merekomendasikan saham BBCA dengan target harga Rp 10.850 per saham. Lalu beli BBRI dengan target harga Rp 6.800, BBNI dengan target Rp 6.500, dan saham BMRI di target harga Rp 7.650 per saham.

Sumber : Kontan 24 April 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)