Mendulang Cuan dari Lonjakan Harga Nikel

Selasa, 23 Apr 2024

JAKARTA. Harga komoditas nikel kembali melonjak. Bahkan, harga nikel menyentuh level tertingginya sejak September 2023 lalu di US$ 19.326 per ton, Jumat (19/4). Mengutip Bloomberg, dalam sepekan harga nikel sudah menguat 8,59%. Alhasil, lonjakan harga nikel bakal menjadi angin segar bagi emiten pertambangan nikel. Pasalnya, kenaikan harga komoditas bisa berimbas pada kenaikan rata-rata harga jual alias average selling price (ASP). Salah satu emiten yang diuntungkan adalah anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), yakni PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA). GM Corporate Communication MDKA Tom Malik mengatakan, sebagai perusahaan tambang, MBMA merupakan price taker karena harga komoditas nikel tergantung suplai dan permintaan global. MBMA juga punya proyek hilirisasi seperti fasilitas Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF), Nickel Matte Converter dan dalam waktu dekat ini fasilitas High-Pressure Acid Leach (HPAL). "Kenaikan harga nikel akan mendongkrak kinerja tambang nikel Sulawesi Cahaya Mineral, tetapi juga hilirisasi MBMA seperti nickel pig iron (NPI) dan nickel matte," kata Tom kepada KONTAN, Senin (22/4). Tambang nikel Sulawesi Cahaya Mineral milik MBMA sudah mulai produksi penuh dan ditargetkan akan memproduksi bijih saprolite empat juta ton dan bijih limonit sebanyak 11 juta ton.

Senior Investment Analyst Stockbit Sekuritas Anggaraksa Arismunandar mengatakan, membaiknya harga nikel setelah sempat tertekan di awal 2024 berpotensi berimbas pada kenaikan rata-rata harga jual. Selain MBMA, sentimen ini juga akan memoles saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL). "Kenaikan ASP berujung pada kenaikan pendapatan tahunan. NCKL dan MBMA memiliki target kenaikan produksi tahunan yang signifikan pada 2024," jelasnya. Produsen nikel asal Indonesia juga tergolong sangat kompetitif dengan struktur biaya yang lebih rendah. Per 2023, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan NCKL memiliki biaya kas di kisaran US$ 10.000 per ton. Anggaraksa bilang, jika struktur biaya yang lebih rendah ini dapat dipertahankan, maka produsen nikel Indonesia dapat mencetak margin dan keuntungan yang lebih baik. Tasrul Tanar, Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas memperkirakan, harga nikel akan bergerak di rentang US$ 16.950 per ton dan US$ 20.015 per ton. Secara teknikal,saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berpotensi uptrend dengan target harga Rp 1.830 per saham. INCO juga berhasil breakout downtrend dengan target di Rp 4.760. Untuk MBMA, Tasrul menilai masih di fase downtrend dengan target harga Rp 600.

Sumber : Kontan 23 April 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)