Lebih Bertaji Setelah Akuisisi

Selasa, 23 Apr 2024

JAKARTA. Hingga menjelang akhir bulan April ini, sejumlah emiten dari berbagai sektor industri cukup ramai menggelar aksi akuisisi. Ada yang sudah terealisasi, ada pula yang dalam tahap perjanjian jual-beli saham. Sebagian menggelar akuisisi untuk menambah portofolio diversifikasi, termasuk merambah bisnis energi baru dan terbarukan. Contohnya PT United Tractors Tbk (UNTR) yang melanjutkan ekspansi di segmen pembangkit listrik panas bumi lewat akuisisi PT Supreme Energy Rantau Dedap senilai US$ 80,69 juta atau setara Rp 1,26 triliun. Emiten dari Grup Barito, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) tak ketinggalan dalam menambah portofolio bisnis pembangkit hijau. Pada awal April 2024, BREN merampungkan akuisisi Sidrap Bayu Energy, untuk ekspansi pembangkit listrik tenaga angin. Nilainya mencapai US$ 102,2 juta atau sekitar Rp 1,62 triliun. PT Indika Energy Tbk (INDY) juga melanjutkan agenda diversifikasi bisnisnya. INDY mengakuisisi sisa 54% saham PT Natura Aromatik Nusantara, eksportir minyak atsiri terbesar keempat di Indonesia, dengan nilai akuisisi US$ 12,7 juta. Emiten lain seperti PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Bank BTPN Tbk (BTPN), PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS), dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) juga memperluas bisnisnya melalui akuisisi (lihat tabel).

CEO Edvisor Profina Visindo, Praska Putrantyo mengatakan, aksi akuisisi yang dilakukan emiten memberikan sinyal pertumbuhan jangka panjang. Terutama bagi emiten yang rajin menambah portofolio aset untuk diversifikasi. Di tengah prospek usaha dan era suku bunga yang masih tinggi, Praska memandang nilai akuisisi yang dilakukan belakangan ini cukup kompetitif. Hanya saja, perlu dicermati kembali dampak akuisisi bagi kinerja emiten akan turut bergantung dari seberapa besar saham yang diambilalih. Selain itu, meski dampaknya tidak instan, tapi umumnya akuisisi akan berefek positif jangka pendek pada harga saham emiten tersebut. "Cermati juga kondisi keuangan saat ini dan potensi pertumbuhan bisnis dari akuisisi tersebut," katanya, Senin (22/4).

Rekomendasi saham

Founder Stocknow.id Hendra Wardana melihat aksi akuisisi yang cukup ramai terjadi sejak awal tahun ini menandakan adanya gairah untuk menumbuhkan bisnis dari sisi kinerja keuangan maupun kapasitas produksi. Branch Manager Jasa Utama Capital Sekuritas Gladwin Andyka mengatakan, momentum sektoral dan dukungan dari pemerintah terhadap industri yang digeluti akan membawa dorongan lebih kuat ke harga saham. Contohnya, UNTR dan BREN yang mengakuisisi pembangkit listrik berbasis energi hijau. Begitu juga INDY yang getol mendiversifikasi bisnis ke arah green energy. Lalu, aksi BTPN yang mengakuisisi dua perusahaan pembiayaan juga menarik di tengah pasar kendaraan bermotor yang potensial.Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi Agung Ramadoni menimpali, sebagai pilihan investasi, saham INDY, UNTR, EMTK dan BTPN dapat dicermati. Gladwin cenderung merekomendasikan saham berbasis komoditas dan energi, yakni UNTR dengan support Rp 25.000 dan target harga Rp 27.000. Saham BREN juga menarik diperhatikan dengan support Rp 7.550 dan resistance di Rp 8.200 hingga Rp 9.000, serta INDY dengan support Rp 1.400 dan resistance Rp 1.600. Sedangkan saran Praska, perhatikan peluang buy on weakness pada saham INDY, ENRG dan UNTR. Sementara Hendra memberi rekomendasi buy UNTR dengan target harga Rp 28.600 dan stop loss di Rp 23.450. Lalu, buy INDY dengan target Rp 1.800 hingga Rp 2.100 sebagai target berikutnya, serta stoploss jika tembus Rp 1.360 per saham.

Sumber : Kontan 23 April 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)