Sentimen Negatif Belum Sirna dari Bursa Saham

Senin, 22 Apr 2024

JAKARTA. Investor tetap harus ekstra waspada. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih rawan terkoreksi pekan ini. IHSG tutup di 7.087,31 atau turun 1,11% Jumat lalu (19/4). Selama sepekan, indeks merosot 2,74%. Sepanjang pekan lalu, dana asing di bursa saham mencatatkan net sell hingga Rp 8,28 triliun. Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menyoroti, IHSG terseret aksi profit taking bersamaan dengan tensi geopolitik. "Aksi itu di aset berisiko, termasuk ekuitas," kata Ratih ke KONTAN, Minggu (21/4). Nah, ia memprediksikan, pekan ini indeks bisa melanjutkan penurunan. Kondisi geopolitik di Timur Tengah masih panas. Solidnya ekonomi berbarengan dengan inflasi tinggi di Amerika Serikat (AS) bisa mengganjal The Fed memangkas suku bunga. Sehingga asing lebih memilih menyimpan duit mereka di dolar AS dan emas atau parkir sementara di pasar Paman Sam. Dari domestik, pasar menanti rilis neraca perdagangan serta Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pekan ini. Prediksi Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, BI tetap menahan suku bunga 6% untuk menjaga rupiah.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menambahkan, pelaku pasar juga mencermati putusan sengketa pemilihan presiden di Mahkamah Konstitusi (MK) hari ini. Apapun hasilnya, jika direspons positif, bisa menguatkan indeks. Pengamat pasar modal & Founder WH-Project William Hartanto berpandangan bursa saham lebih dibayangi sentimen eksternal. Sepekan ini IHSG masih berpotensi melemah, support di area 7.000 dan resistance di 7.180. Nico memprediksi, saham sektor energi, kesehatan dan industri berpotensi naik.

Sumber : Kontan 22 April 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)