Mencermati Data AS

Senin, 15 Apr 2024

JAKARTA. Bursa Asia bergerak mixed pada perdagangan, Jumat (12/4). Perhatian pelaku pasar masih tertuju pada probabilitas penurunan suku bunga Federal Reserve dan sejumlah data ekonomi Amerika Serikat (AS). Di akhir pekan lalu, indeks NIkkei 225 Jepang naik 0,21% dari hari sebelumnya, ke level 39.523,55. Nasib berbeda dialami bursa Hong Kong. Indeks Hang Seng anjlok 2,18% ke 16.721,69. Sedangkan Indeks Kospi Korea Selatan terkoreksi 0,93% ke 2.681,21. Lalu, indeks Shanghai China turun 0,49% ke 3.019,47. Direktur Ekuator Swarna Investama Hans Kwee mengatakan, sepekan terakhir, pasar saham global cenderung terkoreksi menyusul data consumer price index (CPI) yang lebih tinggi dari perkiraan. Meskipun angka producer price index (PPI) lebih baik dari perkiraan, tetapi angkanya masih berada di atas target The Fed. Hans menjelaskan, data inflasi telah menurunkan probabilitas penurunan suku bunga acuan di bulan Juni menjadi ke bulan September. Lalu, besar pemotongan suku bunga, yang tadinya diperkirakan tiga sampai empat kali, kemungkinan hanya dua kali di tahun 2024 ini. "Risalah rapat dan pernyataan pejabat The Fed mengkonfirmasi potensi penundaan tersebut," jelas Hans kepada KONTAN, Minggu (14/4). Pergerakan bursa Asia juga sejalan dengan bursa Wall Street yang cenderung terkoreksi menyusul kinerja Keuangan di bawah harapan.

Mengutip Reuters, analis IG Tony Sycamore tetap optimis terhadap prospek pasar saham. Jika pertumbuhan ekonomi AS tetap tangguh dan tingkat inflasi tetap terkendali, serta aksi jual di pasar obligasi tidak meningkat, maka bursa global kemungkinan masih akan bergerak menguat. Hans menambahkan, pernyataan pejabat Bank Sentral Eropa ECB yang mengkonfirmasi pemotongan bunga di bulan Juni, turut membuat mata uang Euro terkoreksi. Hal ini mendorong pergerakan indeks dollar. Pasar akan mencermati data IHK Inggris, Zona Eropa dan Jepang, Selain data di atas, bursa Asia juga akan dibayangi oleh ketegangan geopolitik yang terjadi di Timur Tengah, menyusul serangan Iran ke Israel. Konflik ini menyulut ketidakpastian dan berpotensi mendorong harga minyak lebih tinggi. Nah, untuk bursa dalam negeri, Hans menilai, investor tengah menanti data neraca perdagangan Indonesia yang diperkirakan masih surplus dan data penjualan ritel Indonesia. Sehingga, IHSG Selasa (15/4) mendatang berpeluang konsolidasi melemah dengan support 7.099-7.137 dan resistance di 7.313-7.454.

Sumber : Kontan 15 April 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)