Pilih Tunggu Hasil Pemilu Sebelum Tancap Gas

Senin, 05 Feb 2024

JAKARTA. Dalam dua pekan ke depan fokus pelaku pasar tertuju ke hajatan rakyat pemilihan umum presiden (pilpres) yang bakal digelar 14 Februari 2024. Pelaku pasar diprediksi cenderung lebih berhati-hati dalam menempatkan dana di pasar saham. Pengamat Pasar Modal CSA Insitute David Sutyanto menilai, investor asing masih berpotensi melanjutkan capital inflow, tapi dengan nilai yang lebih terbatas. David merujuk hasil survei dari Capital Sensitivity Analysis (CSA) Index untuk bulan Februari 2024. "Hasil CSA Index, pelaku pasar masih menunggu hasil pemilu sebelum melaksanakan rencana investasinya," ujar David kepada KONTAN, kemarin. Dari data yang dikumpulkan pada 16–29 Januari 2024, CSA Index Februari berada di level 59,7 yang mengindikasikan penurunan tingkat optimisme dibandingkan bulan Januari yang mencapai angka 83,7. Indikasi penurunan gairah pelaku pasar ini terutama didorong oleh pemilu dan pelemahan nilai tukar rupiah. Dalam CSA Index Februari, pelaku pasar melihat ketidakpastian akibat pemilu cukup tinggi. Jika selesai dengan satu putaran, maka cenderung menjadi hal positif. Dengan demikian pelaku pasar dapat segera mengalokasikan dananya menyesuaikan dengan hasil pilpres. Tetapi, jika berlangsung dua putaran, maka ketidakpastian masih akan berlanjut.

Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan, pasar cenderung berharap pilpres kali ini hanya berjalan satu putaran saja. Tapi, jika terjadi dua putaran, dampaknya ke IHSG pun tak terlalu signifikan, sepanjang pilpres berjalan lancar. Menurutnya, pengaruh pilpres kali ini terhadap kenaikan IHSG akan cenderung rendah, meskipun akan memunculkan pemerintah yang baru. "IHSG cenderung lebih responsif terhadap potensi sentimen negatif dari pilpres," katanya. Sementara itu, pengamat pasar modal & founder WH-Project William Hartanto justru punya pandangan berbeda. Menurut dia, aksi beli justru berpotensi lebih marak terjadi sebelum pilpres. Langkah antisipasi dari investor ini dapat menjadi penyokong stabilitas pasar. "Ibaratnya seperti beli duluan, nanti setelah pilpres ada gejolak, baru jualan lagi," kata William. Tapi, William memberikan catatan bahwa sentimen besar seperti pemilu biasanya hanya akan menghasilkan indeks yang bergerak stagnan. Situasi ini terjadi karena pelaku pasar turut mengantisipasi efek setelah pemilu terealisasi. Prediksi dia, IHSG sepekan ke depan akan berada di rentang 7.100 - 7.280.

Pekan pendek

Di samping efek pemilu, jangan lupa juga kalau pekan ini adalah pekan pendek di pasar saham. Masa efektif perdagangan hanya pada Senin hingga Rabu (5, 6 dan 7 Februari) karena libur peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW dan cuti bersama Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili. Karena itu, investor mesti cermat memilah saham untuk trading dan investasi. Head of Research Mega Capital Sekuritas (Investasiku) Cheril Tanuwijaya mengatakan, kendati transaksi pasar saham berpotensi lebih sepi, volatilitas bisa tetap tinggi lantaran pelaku pasar akan mencerna data-data ekonomi yang banyak rilis pada pekan ini. Salah satunya, data pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2023. William menambahkan, pada momentum saat ini pelaku pasar layak menerapkan strategi buy on weakness, dengan memilah saham-saham penggerak indeks (movers) atau pun saham lapis kedua dan lapis ketiga.

Sumber : Kontan 05 Februari 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)