JAKARTA. Strategi front loading dalam menerbitkan surat berharga negara (SBN) tampaknya masih akan dijalankan Kementerian Keuangan (Kemkeu) pada tahun ini. Kemkeu bakal melakukan lelang surat utang negara (SUN) maupun surat berharga syariah negara (SBSN) di awal 2024 sekitar sepertiga dari target. Dalam situs resmi Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu, pemerintah menargetkan lelang SBN Rp 240 triliun di periode Januari hingga Maret 2024. Jumlah itu setara 36,04% dari target penerbitan SBN sepanjang 2024 yang sebesar Rp 666,44 triliun. Pada kuartal I-2024, lelang SBN direncanakan 15 kali. Perinciannya, bulan Januari lima kali lelang serta Februari dan Maret masing-masing empat kali lelang. Lelang ini belum termasuk penerbitan SBN ritel maupun sejumlah obligasi berdenominasi valas yang biasanya juga diterbitkan perintah setiap tahunnya. Sayangnya, Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan pembiayaan dan Risiko Kemkeu Deni Ridwan tak menjawab pesan KONTAN saat dikonfirmasi terkait hal tersebut.
Adapun di luar SBN yang diterbitkan melalui mekanisme lelang, pemerintah juga telah mengumumkan bahwa akan menerbitkan delapan obligasi ritel dengan target perolehan dana segar berkisar Rp 100 triliun hingga Rp 160 triliun di tahun ini. Ekonom Bank Syariah Indonesia (BSI) Kurniawati Yuli Ashari juga memperkirakan, penerbitan SBN di semester I akan lebih besar dibandingkan semester II 2024, jika berkaca pada target penerbitan SBN di tiga bulan pertama pada tahun ini. "Total penerbitan pada semester I kami perkirakan lebih tinggi, meski kemungkinan target penerbitan pada kuartal II sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal I," kata Nia kepada KONTAN, Selasa (16/1). Menurut dia, penerbitan SBN yang lebih besar pada kuartal I sejalan dengan kondisi lingkungan strategis, baik domestik maupun global. Kurniawati juga memperkirakan, pada periode pemilu yang berjalan pada tahun ini hingga awal kuartal IV 2024, investor akan cenderung wait and see. Ditambah, pada November 2024, Amerika Serikat (AS) juga menyelenggarakan pemilu sehingga kondisi pasar keuangan global diperkirakan masih akan diliputi ketidakpastian yang tinggi. "Kondisi tersebut kurang menguntungkan untuk penerbitan SBN, sehingga kami prakirakan SBN akan lebih banyak diterbitkan pada semester I-2024," ungkap dia.
Sumber : Kontan 17 Januari 2024
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |