Memilih Obligasi Negara Ritel Tahun 2024

Selasa, 09 Jan 2024

JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan rencananya akan menerbitkan delapan Surat Berharga Negara (SBN) ritel tahun ini. Jadwal terdekat adalah penerbitan ORI025 pada 29 Januari 2024 hingga 22 Februari 2024. Direktur Surat Utang Negara (SUN) DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, dari delapan penerbitan SBN ritel tersebut, target dana segar yang akan diraup sekitar Rp 100 triliun–Rp 160 triliun. Target maksimal tahun ini naik dari realisasi tahun lalu yang berhasil menjaring dana segar Rp 147,4 triliun dari masyarakat lewat SBN ritel. Nilai sebesar itu masih relatif kecil dari total penerbitan SBN di luar SBN ritel yang sebesar Rp 659,85 triliun. Meski begitu, nilai pengumpulan dana lewat obligasi ritel terus bertambah. Ini menunjukkan pemerintah terus mengoptimalkan potensi investor ritel (lihat infografis). Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah menambahkan, nilai penerbitan SBN ritel di 2024 diperkirakan terus tumbuh seiring banyaknya surat utang jatuh tempo dan membaiknya kondisi perekonomian. Target penjualan dari tiap seri SBN Ritel tahun 2024 akan cukup dinamis. Beberapa faktor bakal memengaruhi. Seperti kebutuhan pembiayaan APBN 2024, ketersediaan kas, kinerja belanja APBN, kinerja penerimaan APBN dan lain-lain."Sementara, faktor eksternal yaitu kondisi pasar keuangan dan kondisi ekonomi baik domestik maupun global," ujarnya, kemarin (8/1).

Masih menarik

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, seri-seri yang diterbitkan pada separuh pertama 2024 akan cenderung lebih prospektif. Ini sejalan dengan potensi penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan baru akan terjadi pada semester II-2024. Sebab kupon obligasi cenderung mengikuti arah suku bunga BI. Sehingga penurunan suku bunga BI akan berdampak pada melandainya tingkat kupon yang diterbitkan. Seri yang bisa diperdagangkan alias tradeable juga akan lebih prospektif di mata investor. Pasalnya, seri-seri ini mempunyai potensi capital gain jika diperjualbelikan di pasar sekunder. Fixed Income & Macro Strategist PT Mega Capital Sekuritas Lionel Priyadi berpendapat, ORI025 dan SR020 bisa menjadi pilihan pertama. Sedangkan pilihan terbaik kedua adalah SWR005 dan SBR013. Lionel memperkirakan, kisaran kupon SBN ritel tahun 2024 berada di rentang 5,8%-6,2%.

Chief Dealer Fixed Income & Derivatives Bank Negara Indonesia (BNI) Fudji Rahardjo memperkirakan, nilai penerbitan yang dapat dihimpun dari penjualan SBN ritel tahun 2024 dapat mencapai kisaran Rp 150 triliun. Fudji melihat potensi penjualan tertinggi pada seri ORI025 dan SR020. Proyeksi tersebut seiring dengan masa penawaran ORI025 dan SR020 yang terjadi pada separuh pertama 2024 ketika belum ada penurunan bunga acuan. Dengan asumsi suku bunga Bank Indonesia (BI) masih bertahan di level 6%, maka besaran kupon produk ORI025 ataupun SR020 tersebut berkisar 5,8%-6,5% untuk tenor enam tahun dan 5,5%-6,3% untuk tenor tiga tahun. Imbal hasil SBN Ritel pada separuh pertama tahun ini kemungkinan tidak banyak berubah dibandingkan akhir tahun lalu, ujar Fudji. Ia menilai dengan kemungkinan imbal hasil SBN tenor 10 tahun sebagai acuan bergerak pada rentang 5,5%-6,4%, maka kupon SBN ritel berpotensi di kisaran 4,5%-5,5%. Imbal hasil sebesar itu masih kompetitif dibandingkan instrumen sejenis seperti deposito ataupun reksadana. Obligasi ritel ini juga mengutip pajak yang lebih rendah serta dijamin pemerintah.

Sumber : Kontan 9 Januari 2024

 


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)