Laba Aramco pada 2022 Capai US$ 161 M

Senin, 13 Mar 2023

RIYADH, ID – Perusahaan minyak Arab Saudi, Saudi Arabian Oil Group atau dikenal sebagai Aramco menyampaikan perolehan laba 2022 sebesar US$ 161,1 pada Minggu (12/03/2023), yang memicu kemarahan para aktivis lingkungan. Para aktivitas itu pun memperingatkan Saudi Aramco tentang kerusakan yang ditimbulkan akibat perubahan iklim. “Sangat mengejutkan bagi sebuah perusahaan yang mendapatkan keuntungan lebih dari US$ 161 miliar dalam satu tahun melalui penjualan bahan bakar fosil, yang menjadi pendorong tunggal terbesar dari krisis iklim. Makin mengejutkan karena surplus ini diperoleh di saat krisis biaya hidup global dan didukung oleh kenaikan harga energi yang diakibatkan perang agresi Rusia-Ukraina,” ujar Agnes Callamard, sekretaris jenderal Amnesty International, dalam sebuah pernyataan yang dikutip AFP. Raksasa energi Aramco – yang mana sebagian besar sahamnya dimiliki oleh negara – merupakan perusahaan paling berharga kedua di dunia setelah Apple. Dalam pengajuan ke pasar saham Saudi, laba bersih yang diraih perusahaan untuk 2022 naik 46% dari US$ 110 miliar pada 2021. “Itu adalah hasil terkuat perusahaan, sejak Aramco menjadi perusahaan publik pada 2019. Perolehana laba tersebut sebagian besar disebabkan dampak harga minyak mentah yang lebih tinggi dan volume yang terjual, serta margin penyulingan yang lebih kuat,” demikian pernyataan perusahaan. Harga energi global sendiri dilaporkan melonjak setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022. Sementara itu, Amnesty menggambarkan perolehan laba Aramco sebagai keuntungan terbesar yang pernah diungkapkan perusahaan dalam satu tahun. Amnesty juga menambahkan bahwa keuntungan tersebut seharusnya digunakan untuk mendanai transisi menuju energi terbarukan berbasis hak asasi manusia (HAM).

Di sisi lain, keuntungan Aramco konsisten dengan catatan laba untuk 2022 yang dilaporkan oleh lima perusahaan minyak besar Shell, Chevron, ExxonMobil, BP, dan TotalEnergies. Yang mana secara total melampaui US$ 150 miliar dan akan mendekati US$ 200 miliar tanpa penarikan yang mahal dari Rusia. “Aramco menikmati gelombang harga energi tinggi pada 2022. Inilah yang harus dilakukan oleh perusahaan. Akan sulit bagi Aramco untuk tidak berkinerja kuat pada 2022,” tutur Robert Mogielnicki, dari Arab Gulf States Institute di Washington. Di samping itu, Arab Saudi telah berjanji mencapai nol emisi karbon bersih pada 2060. Tetapi niatan ini menuai skeptisisme dari para pegiat lingkungan. Para pejabat telah secara bersamaan memperjuangkan investasi lebih lanjut dalam bahan bakar fosil untuk memastikan keamanan energi dan mencegah inflasi dan kesengsaraan ekonomi lainnya. “Mengingat bahwa kami mengantisipasi minyak dan gas akan tetap penting di masa mendatang, risiko kurangnya investasi di industri kami adalah nyata - termasuk berkontribusi pada harga energi yang lebih tinggi,” ungkap CEO Aramco Amin Nasser pada Minggu, seraya menambahkan bahwa Aramco telah berjanji untuk mencapai emisi karbon nol bersih operasional pada 2050. Hal tersebut berlaku untuk emisi yang dihasilkan langsung oleh lokasi industri Aramco, tetapi bukan CO2 yang dihasilkan ketika para klien membakar minyak Saudi yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, pembangkit listrik dan tungku-tungku (pemanas) mereka.

Sumber: Investor Daily 13 Maret 2023


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)