Respons Krisis SVB, Menkeu AS Belum Pertimbangkan Bailout

Senin, 13 Mar 2023

WASHINGTON, ID – Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menyampaikan bakal bekerja sama dengan para regulator perbankan untuk merespons runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) dan melindungi para nasabah atau penyimpan dana. Namun ia menambahkan belum mempertimbangkan soal dana talangan (bailout) dalam jumlah besar.

Saat diwawancarai CBS News pada Minggu (12/03/2023), Yellen mengatakan telah bekerja sama dengan para regulator guna merancang kebijakan-kebijakan yang tepat untuk mengatasi situasi ini. Terlepas perisiwa tersebut merupakan keruntuhan bank terbesar sejak krisis keuangan 2008, ia masih enggan memberikan rincian lebih lanjut. “Biar saya perjelas bahwa selama krisis keuangan, ada investor dan pemilik bank-bank besar sistemik yang ditalangi dan telah direformasi. Ini berarti kita tidak akan melakukan hal itu lagi. Namun kami memperhatikan para nasabah dan fokus untuk memenuhi kebutuhan mereka,” ujarnya kepada CBS, yang dikutip Reuters. Yellen juga berusaha meyakinkan penduduk Amerika bahwa sistem perbankan AS dalam keadaan aman, memiliki modal lebih baik, dan lebih tangguh dibandingkan selama krisis keuangan global 2008. Ini mengingat kontrol baru dan persyaratan modal yang diberlakukan setelah 2008, dan pengujian selama hari-hari awal pandemi Covid-19. “Penduduk Amerika dapat meyakini keamanan dan kesehatan sistem bank kita. Kami ingin memastikan bahwa masalah-masalah yang ada di satu bank tidak menyebar,” kata Yellen, seraya menambahkan bahwa para regulator ingin memastikan bahwa krisis ini tidak menyebar ke bank-bank lain. Ketika ditanya apakah pemerintah AS akan mempertimbangkan akuisisi SVB oleh bank asing, Yellen berkata: “Jadi ini benar-benar merupakan keputusan FDIC, karena mereka yang memutuskan jalan terbaik untuk menyelesaikan perusahaan ini. Dan saya yakin mereka sedang mempertimbangkan berbagai pilihan yang tersedia. Itu termasuk akuisisi.” Sebelumnya Menkeu AS itu melakukan per temuan pada Jumat (10/03/2023) dengan para pejabat dari Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) dan Kantor Pengawas Mata Uang (Office of the Comptroller of the Currency) untuk membahas keruntuhan bank tersebut. Yellen dan para pejabat Gedung Putih pun masih yakin dengan kemampuan regulator perbankan untuk merespon.

Beberapa investor mengkhawatirkan runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB), menandakan bahwa pasar dunia mungkin sedang berada di titik puncak. Apalagi, celah-celah dalam sistem keuangan mulai bermunculan seiring berakhirnya era uang mudah selama satu dekade. Setelah kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah AS pada Jumat (10/03/2023), para pelaku pasar khawatir bakal ada lebih banyak gangguan di masa depan. Pasalnya, penaikan suku bunga telah memutus akses ke uang murah dan mengekspos kerentanan dalam perekonomian. Para investor besar, termasuk Kyle Bass dan Bill Ackman berpendapat bahwa pemerintah harus mengambil tindakan cepat untuk menghindari keruntuhan Silicon Valley Bank, karena dapat memicu penarikan dana yang lebih besar dalam sistem perbankan. Sejauh ini, sebagian besar kerugian dirasakan para investor dan institusi yang memasang taruhan berisiko. Tetapi perlu dilihat apakah kerugian ini menyebar ke pihak lain dan muncul krisis baru. Kondisi tersebut dapat ditentukan oleh seberapa keras bank -bank sentral dunia terus mendorong suku bunga lebih tinggi. Sebagai informasi, sepanjang tahun lalu, The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) meluncurkan siklus penaikan suku bunganya yang paling agresif sejak awal 1980-an. Langkah The Fed kemudian diikuti oleh bank-bank sentral lainnya, dan membuat investor global menghadapi berbagai konsekuensi. Mereka menyampaikan telah melihat aksi jual terpanjang di saham teknologi sejak bubble dotcom pada pergantian milenium, kejatuhan di industri mata uang kripto (cryptocurrency), pelarian dana real estat AS dan Inggris, serta intervensi Bank of England (BOE) untuk mencegah nyaris runtuhnya dana pensiun Inggris. “Ketika Anda melakukan manuver kenaikan suku bunga secara agresif setelah menciptakan begitu banyak inflasi, Anda akan merusak sesuatu. Dan apa yang akan mereka (The Fed) pelajari adalah bahwa kecepatan mereka menaikkan suku bunga sama gegabahnya dengan kecepatan mereka mencetak uang,” ujar Kyle Bass, pendiri dan kepala investasi Hayman Capital Management, yang dikutip Reuters pada Minggu.

Secara terpisah, Bass dan Ackman memperingatkan bahwa pemerintah harus bergerak cepat dalam menyelesaikan krisis Silicon Valley Bank untuk meyakinkan para nasabah. “Konsekuensi yang tidak diinginkan dari kegagalan pemerintah untuk menjamin simpanan SVB sangat luas dan mendalam dan perlu dipertimbangkan dan ditangani sebelum hari Senin,” demikian cuitan Ackman pada Sabtu. Sementara dalam wawancara dengan Reuters, Bass berkata “Jika mereka tidak melakukannya besok, kita akan menghadapi masalah sistemik. Di Inggris – di mana SVB memiliki anak perusahaan lokal – Menteri Keuangan Jeremy Hunt menyampaikan akan bekerja sama dengan Perdana Menteri Rishi Sunak dan Bank of England (BOE) untuk menghindari atau mengurangi kerusakan yang diakibatkan oleh kekacauan yang melanda pemberi pinjaman tersebut. “Kami telah bekerja dengan cepat selama akhir pekan, sepanjang malam. Kami akan segera menyampaikan rencana untuk memastikan bahwa orang-orang dapat memenuhi persyaratan arus kas mereka untuk membayar staf mereka,” ujar Hunt pada Minggu. Sementara itu, lebih dari 250 eksekutif perusahaan teknologi Inggris menandatangani surat yang ditujukan kepada Hunt pada Sabtu tentang seruan intervensi pemerintah. Demikian salinan surat yang dilihat Reuters. Menurut sumber, perusahaan penasihat Rothschild & Co sedang menjajaki opsi-opsi untuk Silicon Valley Bank UK Limited, seiring dengan kebangkrutan yang membayangi. Sedangkan BOE mengatakan sedang meminta perintah pengadilan untuk menempatkan bank asal Inggris ini ke dalam prosedur pailit. Namun, beberapa ahli melihat dampak dari keruntuhan terbaru ini terbatas. “Kami tidak melihat ini sebagai awal dari ancaman yang lebih luas terhadap keamanan dan kesehatan sistem perbankan. Silicon Valley memiliki model bisnis yang unik yang tidak terlalu bergantung pada deposito ritel dibandingkan dengan bank tradisional,” kata analis TD Cowen, Jaret Seiberg, pada Jumat.

Sumber: Investor Daily 13 Maret 2023


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)