Daya Tarik Investasi Inggris Menurun

Selasa, 10 Jan 2023

 

LONDON, ID – Hasil survei industri terhadap para produsen yang dirilis pada Senin (9/1/2023) menunjukkan, bahwa Inggris telah menjadi negeri yang kurang kompetitif dan kurang menarik bagi investor asing. Ini karena didorong oleh melonjaknya biaya energi dan gejolak politik baru-baru ini. Menurut survei Make UK – sebuah badan perdagangan utama untuk pabrikan Inggris – dan akuntan PwC, jumlah proporsi pabrikan yang menganggap Inggris sebagai lokasi yang kurang kompetitif mengalami penurunan setengahnya dari 63% pada tahun lalu menjadi 31%. Selain itu, 43% di antaranya juga mengatakan Inggris menjadi negara kurang menarik bagi investor luar negeri, Survei terhadap 235 pelaku bisnis itu sendiri berlangsung dari 1 November hingga 22 November, yakni di saat Inggris dipimpin Liz Truss – yang mana kepemimpinannya berlangsung singkat. Dalam survei dikatakan pula bahwa 53% perusahaan menyatakan ketidakstabilan politik yang sedang berlangsung telah merusak kepercayaan bisnis. Dari kondisi itu, pada minggu ini Menteri Keuangan Jeremy Hunt diagendakan menguraikan rencana pengurangan subsidi energi untuk bisnis.

Namun, menurut Make UK, rencana tersebut cenderung mengarah pada pengurangan yang bajal memperburuk lapangan pekerjaan dan produksi yang sudah ada di dalam jalur. Pasalnya, saat survei dilakukan pada November 2022, sebanyak dua pertiga produsen memperkirakan pengurangan jumlah karyawan atau memangkas produksi karena biaya energi yang tinggi. Sebagai informasi, manufaktur di Inggris akhir-akhir ini masih terus berjuang. Berdasarkan survei bisnis S&P Global yang diawasi ketat, sektor manufaktur Inggris diklaim mengalami penurunan lebih parah pada Desember tahun lalu dibandingkan rekan-rekan senegaranya di kelompok G7. “Tahun depan akan sangat menantang bagi produsen, seiring berbagai faktor yang menguji tekad mereka. Gangguan rantai pasokan yang sedang berlangsung, akses ke tenaga kerja dan biaya transportasi tinggi yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda dapat menambah rasa ketidakpastian ekonomi dan politik yang tumbuh di pasar utama mereka,” demikian penjelasan CEO Make UK Stephen Phipson, yang dilansir Reuters pada Senin. Ditambahkan oleh Phipson, ada risiko signifikan bahwa produsen Inggris akan diabaikan jika pemerintah gagal menandingi kemurahan hati program bantuan tagihan energi yang dimiliki pesaing-pesaing Inggris. Dalam laporan surat kabar Daily Telegraph, Jumat (6/1/2023), rencana pemerintah mengurangi subsidi energi untuk bisnis akan membuat biaya bantuan turun sebesar 85% selama tahun keuangan berikutnya, dan membatasi biaya hingga 5 miliar pound (US$ 6 miliar).

Sumber: Investor Daily 10 Januari 2023


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)