TAIPEI, ID – Pemerintah Taiwan akan mengembalikan kelebihan pendapatan pajak sebesar T$ 380 miliar (US$ 12,43 miliar) untuk anggaran negara 2023 guna melindungi pulau itu dari guncangan ekonomi global, termasuk mensubsidi harga listrik. Demikian disampaikan Presiden Tsai Ing-wen pada Sabtu (31/12/2022). Dalam pernyataan yang dirilis kantor kepresidenan, Tsai – usai bertemu dengan para pejabat ekonomi senior – mengatakan bahwa pemerintah harus melakukan persiapan terlebih dahulu untuk tantangan yang lebih berat yang dihadapi ekonomi global pada 2023 “Diperkirakan kelebihan pendapatan pajak untuk pemerintah pusat pada 2022 sebesar T$ 380 miliar bakal dibelanjakan untuk berbagai bidang, termasuk subsidi harga listrik, tenaga kerja dan asuransi kesehatan, juga pengeluaran-pengeluaran lainnya demi k mengatasi dampak inflasi global dan tantangan ekonomi internasional,” ujar Tsai yang dilansir Reuters. Ditambahkan oleh Tsai, departemen-departemen pemerintah pun akan meninjau strategi pengembangan industri di masa depan. “Terutama penyesuaian peran dan tata letak industri semikonduktor serta industri informasi dan komunikasi dalam rantai pasokan global,” tambahnya.
Sebagai informasi, ekonomi Taiwan yang bergantung pada ekspor mengalami pertumbuh 6,45% pada 2021 dan menjadi laju tercepat sejak tumbuh 10,25% pada 2010. Namun, pada 2022 dan 2023 ekonominya diperkirakan tumbuh jauh lebih lambat karena terdampak gejolak Covid-19 di Tiongkok, kesengsaraan inflasi global dan dampak perang di Ukraina. Tsai juga mengungkapkan, pengembalian kelebihan pajak dapat membantu mengonsolidasikan peran kunci Taiwan dalam rantai pasokan global, dan menjaga momentum pembangunan industri yang berkelanjutan serta keamanan dan stabilitas ekonomi. Pasalnya, Taiwan adalah produsen utama semikonduktor – yang digunakan dalam segala hal mulai dari mobil dan telepon pintar hingga jet tempur – sekaligus rumah bagi produsen chip kontrak terbesar di dunia, yakni Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd. Bank sentral Taiwan pada awal Desember memangkas perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 2022 menjadi 2,91% dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,51% pada September. Sedangkan untuk 2023, PDB diproyeksikan tumbuh 2,53%, lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar 2,9%. Sementara ekonomi tumbuh 4,01% pada kuartal III dari tahun sebelumnya.
Sumber: Investor Daily 2 Januari 2023
| Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
|---|---|---|---|
| ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
| BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
| UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |
