Kuartal III, BSI Resmi Berstatus BUMN

Kamis, 28 Apr 2022

JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) ditargetkan resmi menyandang status badan usaha milik negara (BUMN) pada kuartal III-2022. Dengan menyandang status bank pelat merah, emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan sandi saham BRIS itu diharapkan memiliki kinerja bisnis yang kian cemerlang.

Progres BSI menjadi BUMN on the right track. Kami harapkan kuartal III nanti terealisasi,” kata D irektur Utama BSI Hery Gunardi menjawab Investor Daily di sela acara buka puasa dengan para pemimpin redaksi (pemred) media massa di Jakarta, Rabu (27/4) malam. Menurut Hery Gunardi, perubahan status BSI menjadi BUMN tidak harus melalui izin dan pembahasan di parlemen. “Jadi, dalam proses perubahan status tersebut, pemerintah akan memasukkan saham Seri A Dwiwarna kepada BSI,” tutur Hery. Saham Seri A Dwiwarna adalah saham khusus milik negara yang memberikan hak istimewa kepada para pemegang saham perseroan. Hak istimewa itu di antaranya memberikan persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS), menyetujui perubahan anggaran dasar perusahaan, mengusulkan calon anggota direksi dan dewan komisaris, serta menyetujui perubahan permodalan perusahaan. Her y Gunardi mengakui, dengan menjadi BUMN, BSI akan memiliki kinerja keuangan yang semakin baik, skala pasar yang lebih besar, penetrasi merek yang makin kuat, dan pertumbuhan bisnis yang lebih pesat. Saham BSI saat ini dimiliki PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 50,83%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) 24,85%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,25%, dan publik sekitar 7,08%.

Sementara itu, BSI berpartisipasi dalam proyek pengembangan pembangkit energi listrik terbarukan PT Medco Power Indonesia dengan memimpin pembiayaan sindikasi senilai Rp 750 miliar. Hal ini merupakan komitmen perseroan dalam mendukung percepatan proyek energi baru terbarukan (EBT) yang akan berdampak pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan umat. BSI berperan sebagai Mandated Lead Arranger, Facility Agent and Escrow Agent, dengan porsi pembiayaan yang terbentuk senilai Rp 750 miliar. Penyaluran pembiayaan ini ditandai dengan penandatanganan Line Facility antara BSI dan Medco Power Indonesia di Gedung The Tower, Jakarta, Rabu (27/4). Terkait proyek tersebut, Direktur Wholesale Transaction Banking BSI Kusman Yandi menyatakan, sindikasi ini merupakan bentuk nyata partisipasi BSI dalam membangun peradaban dan perekonomian bangsa melalui pengembangan proyek energi listrik terbarukan. “BSI siap mengemban amanah ini untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dan selalu berkomitmen akan mendukung pengembangan energi dan sumber daya nasional untuk mendorong roda ekonomi Tanah Air. Kepercayaan memimpin sindikasi pembiayaan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi BSI, karena dilakukan dengan sistem syariah,” jelas Kusman.

Pembiayaan ini juga merupakan upaya BSI dalam mendukung percepatan penyediaan EBT sesuai dengan arahan dan fokus pemerintah dalam mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23% pada 2025. Pada sindikasi ini, akad yang digunakan adalah musyarakah yaitu akad di mana bank akan menanamkan dana/modal atas suatu usaha dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang disepakati bersama. Kusman Yandi menambahkan, pembiayaan sindikasi merupakan salah satu strategi BSI dalam meningkatkan pembiayaan wholesale. Hingga kuartal I-2022, BSI telah menyalurkan pembiayaan wholesale hingga Rp 49 triliun. Pada semester I-2022, BSI akan fokus pada beberapa sektor industri seperti infrastruktur, energi, agribisnis dan telekomunikasi terutama proyek-proyek KPBU sebagai wujud dukungan kepada program pemerintah. Peran BSI diharapkan dapat menjadi mitra strategi bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan ekosistem halal dari semua lini bisnis, baik ritel maupun wholesale.

Sumber: Investor Daily (28 April 2022)


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)