Siapkan US$ 10 Juta, Pelita Samudera Fokus Peremajaan Aset

Senin, 11 Apr 2022

JAKARTA – PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 10 juta atau setara Rp 143 miliar pada tahun ini. Sebagian besar capex tersebut akan digunakan perseroan untuk peremajaan aset. Head of Corporate Communication PSSI Hariman Chalid menyampaikan bahwa alokasi capex sebagian besar untuk peremajaan aset, dan sisanya untuk modifikasi kapal agar dapat mengangkut produk yang berbeda-beda. “Setiap produk seperti batu bara, nikel, dan komoditas lain memiliki karakteristik yang berbeda. Jadi kami butuh kapal yang bisa mengakomodir komoditas selain batu bara. Tapi alokasi yang paling besar adalah untuk peremajaan aset, baik untuk ekspansi bisnis, maupun ekspansi membeli kapal baru,” kata dia baru-baru ini. Hal ini, menurut Hariman, sejalan dengan strategi perseroan dalam lima tahun ke depan. Salah satunya adalah meningkatkan diversifikasi angkutan produk, menyusul menurunnya porsi angkutan produk batu bara yang terjadi dari tahun ke tahun. Hasilnya terbukti, komposisi angkutan produk batu bara pada 2019 sekitar 97% dan sisanya non-batu bara. Kemudian, pada 2020 angkutan produk non-batu bara meningkat 10%, termasuk dari produk nikel, bauksit, alumina, dan baja besi. Terbaru, pada 2021 angkutan produk non-batu bara kembali meningkat menjadi 29%, yang didominasi dari angkutan produk nikel.

“Jadi, kami punya banyak permintaan angkutan nikel, karena nikel memang sedang berkembang di Indonesia. Pemerintah juga sedang membangun pabrik atau smelter untuk nikel, karena akan ada proyek mobil listrik. Nikel ini merupakan salah satu komponen atau bahan utama untuk mobil listrik,” papar dia. Strategi lain, lanjut Hariman, perseroan bakal melakukan peremajaan aset. Bagaimanapun, seiring dengan diversifikasi produk yang dilakukan, tentu PSSI memerlukan aset-aset atau armada-armada yang mampu menampung karakteristik produk angkutan non-batu bara, salah satunya nikel. “Jadi, peremajaan aset, diversifikasi produk, menjaga aspek keuangan agar tetap sehat, merupakan salah satu dari beberapa strategi usaha kami. Targetnya, di 2024 produk angkutan kami adalah 50% batu bara dan 50% lainnya non-batu bara, yang diharapkan bisa dari nikel, biji besi, baja, dan bauksit yang sekarang lagi naik,” kata Hariman. Adapun untuk target kinerja tahun ini, dirinya menyebut bahwa perseroan berharap dapat mempertahankan laba dengan potensi kenaikan di kisaran 10%. Sedangkan dari sisi pendapatan, akan dipengaruhi banyak faktor, mulai dari volatilitas pasar, kondisi perekonomian global, ketegangan geopolitik, sampai kebijakan pemerintah yang pada Januari memberlakukan larangan ekspor sehingga mempengaruhi pendapatan. “Tapi yang jelas, kalau dari sisi laba, kami juga bisa dapatkan misalnya dari laba penjualan aset. Jadi yang kami coba pertahankan adalah laba supaya bisnisnya berkelanjutan,” tutur Hariman.

Sumber: Investor Daily (11 April 2022)


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)