Agung Menjangan Mas Terapkan Harga IPO Rp 100-150 per Saham

Kamis, 07 Jul 2022

JAKARTA - PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) segera menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/ IPO) sebanyak-banyaknya 240 juta saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Penyedia jasa budidaya udang ini mematok harga IPO di kisaran Rp 100-150 per saham, sehingga dana yang dapat diraih sebanyak-banyaknya Rp 36 miliar. Sebagai pemanis, perseroan menerbitkan 336 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan atau 35% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Saat pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum perdana saham ini disampaikan, setiap pemegang lima saham baru perseroan berhak memperoleh tujuh waran seri I. Masa penawaran awal berlangsung pada 7-13 Juli 2022, perkiraan tanggal efektif pada 18 Juli 2022, perkiraan masa penawaran umum pada 20-26 Juli 2022, lalu perkiraan tanggal penjatahan 27 Juli 2022, dan perkiraan tanggal distribusi saham dan waran seri i secara elektronik 27 Juli 2022. “Perkiraan awal pelaksanaan waran seri I, 30 Januari 2023. Apabila semua berjalan dengan lancar, perseroan akan mencatatkan saham dan waran seri I di Bursa Efek Indonesia pada 28 Juli 2022,” ujar manajemen Agung Menjangan Mas dalam prospektus yang dipublikasikan, Rabu (6/7/2022). Perseroan menunjuk PT Indo Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Adapun, seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan sekitar 13,63% untuk pembelian peralatan berupa satu buah mesin excavator PC-300, serta pembersihan kotoran yang menumpuk dan pengerukan tanah dari pihak ketiga. Kemudian, sekitar 4,55% dana IPO akan dipakai untuk pembelian peralatan berupa dua mobil dyna dump truck untuk pengangkutan hasil panen, dan hasil pengerukan kotoran atau tanah dalam proses pasca-panen dengan kapasitas 8-10 ton dari pihak ketiga. Lalu, sekitar 6,82% akan digunakan untuk pembelian peralatan berupa satu alat berat bulldozer tandem roller untuk pemerataan tanah dari pihak ketiga. Lebih lanjut, sekitar 75% dana hasil IPO untuk modal kerja dalam memenuhi kebutuhan operasional dan modal kerja perseroan di antaranya namun tak terbatas untuk biaya gaji dan tunjangan karyawan, keperluan kan,tor, biaya marketing, dan biaya operasional lainnya. Sedangkan dana yang akan diperoleh dari hasil pelaksanaan waran seri I seluruhnya untuk modal kerja perseroan.

Calon emiten lainnya, PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID) mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 22 kali dalam penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) saham perseroan. Perusahaan pengembang properti dari Grup Saraswanti tersebut, akan mencatatkan sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia pada hari ini. Direktur Utama PT Saraswanti Indoland Development Tbk Bogat Agus Riyono mengatakan, sepanjang 1-5 Juli 2022, perseroan melakukan penawaran umum di harga Rp 200 per saham, dan jumlah pesanan melampaui yang diharapkan. “Saham perseroan sebagian besar diserap oleh investor ritel, dan sisanya oleh investor institusi,” ujar Bogat dalam keterangan di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bogat optimistis, pasca-IPO, perseroan akan mampu membukukan peningkatan pendapatan dari sisi pendapatan berulang atau recurring income yang berasal dari pendapatan bisnis hotel. “Jika pendapatan hotel tahun 2021 sebesar Rp 54,5 miliar, perseroan memproyeksikan terjadi kenaikan menjadi Rp 86,3 miliar pada 2022,” kata dia. Dalam prospektus yang dipublikasikan, calon emiten berkode saham SWID itu melepas sebanyak 340 juta saham baru atau setara 6,31% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Total raihan dana hasil IPO diperkirakan mencapai Rp 68 miliar. Seluruh dana yang diperoleh, setelah dikurangi biaya -biaya emisi saham dan dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I akan digunakan sebagai modal kerja perseroan. Secara bersamaan, perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 340 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru atau setara 6,74% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Dalam penawaran umum perdana saham tersebut, perseroan menunjuk PT Shinhan Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Sumber: Investor Daily (7 Juli 2022)


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)