Kehadiran Hanwha Life menjadi suntikan tenaga baru bagi PT Lippo General Insurance Tbk. (LPGI).
PT Hanwha Life Insurance Indonesia telah mencanangkan menjadi 10 besar asuransi jiwa di Indonesia di lini keagenan. Target itu ditetapkan tercapai pada 2023. Ambisi Hanwha itu telah dicanangkan dalam visi perusahaan yang kemudian diturunkan menjadi misi. Ragam misi itu salah satunya menyediakan produk, layanan dan budaya yang lebih baik dari hari ke hari. Sebuah lompatan bisnis dilakukan Hanwha Life pada Senin (4/4). Asuransi jiwa yang didirikan pada 2013 di Indonesia itu mengumumkan akan mengakuisisi sebagian besar saham Lippo General Insurance. Meski Lippo Insurance memiliki bisnis asuransi umum, akan tetapi perusahaan asuransi yang dikendalikan keluarga crazyrich Riady ini memiliki anak usaha Lippo Life dengan kepemilikan 99,9%. Presiden Direktur Lippo Insurance Agus Benjamin mengatakan masuknya pemain global seperti Hanwha Life dapat membawa pembaharuan dalam bisnis Asuransi Lippo ini. “Dengan masuknya pemain global, diharapkan banyak ide positif,” kata Agus kepada Bisnis, Senin (4/4) malam. Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa kehadiran Hanwha diharapkan dapat mendukung pertumbuhan perseroan lebih lanjut. Menurutnya, kehadiran Hanwha sebagai pemegang saham baru tidak menghilangkan peran Lippo dalam perusahaan asuransi ini. “Lippo masih memegang porsi 23% saham [LPGI],” katanya. Sebagai catatan, Lippo Insurance merupakan salah satu pemain besar dalam bisnis asuransi di Tanah Air. Aset perusahaan ini menembus Rp2 triliun pada 2021 lalu. Kendati demikian, Agus mengaku tidak mengetahui nilai penjualan LPGI oleh konglomerasi Lippo ke Hanwha Life. “Karena ini merupakan transaksi antar shareholders, kami belum mengetahui berapa nilainya. ”Hanwha Life akan melaksanakan tenderoffer saham Lippo General Insurance setelah menuntaskan pembelian 47,69% saham perusahaan.
“Calon pengendali baru [Hanwha Life] telah menandatangani conditional sales and purchase agreement dengan PT Inti Anugerah Pratama dan PT Star Pacific Tbk.,” tulis manajemen Hanwha dalam pengumumannya hari ini, Senin (4/4). Berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek Sharestar Indonesia, hingga akhir Februari 2022 lalu, pemegang saham LPGI terdiri atas PT Inti Anugerah Pratama 65,79% dan PT Star Pacific Tbk. (LPLI) dengan kepemilikan 19,8%. Sisanya dimiliki masyarakat. Dalam transaksi ini, Inti Anugerah akan melego 42,79% saham LPGI. Sedangkan LPLI menjual 4,9 persen kepemilikannya. Berdasarkan catatan Bisnis, PT Inti Anugrah Pratama, merupakan perusahaan yang dikendalikan langsung oleh keluarga Riady. Perusahaan ini juga menjadi entitas di belakang PT Multipolar Tbk. (MLPL) dan LPLI. Inti Anugrah dimiliki oleh James Riady dan Stephen Riady dengan status penanam modal asing (PMA) melalui PT Trijaya Utama Mandiri dan Fullerton Capital Limited perusahaan asal Hong Kong yang masing-masing memiliki 60% dan 40%. Bisnis sudah mengkonfirmasi penjualan ini kepada Komisioner OJK, meski demikian hingga berita ini diturunkan belum direspon oleh regulator.
elang penjualan ke Hanwha sendiri, saham LPGI telah melambung. Berada di level Rp4.000 pada penutupan perdagangan 31 Desember 2021, saham LPGI terus melonjak dan ditutup Rp10.750 pada penutupan perdagangan terakhir Maret 2022. Dengan kata lain, selama proses negosiasi salam LPGI telah melonjak 168,75%. Pada tahun lalu, LPGI membukukan kinerja yang cukup baik. Perusahaan mencatatkan laba Rp98,38 miliar atau tumbuh tipis dari tahun sebelumnya. Kenaikan laba sendiri ditopang dari meningkatnya bisnis perseroan. Tercatat LPGI membukukan premi bruto pada 2021 sebesar Rp2,16 triliun berbanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,9 triliun. Pertumbuhan premi LPGI sendiri ditopang bisnis dengan pihak ketiga maupun grup Lippo sebagai pihak berelasi. Bisnis dengan pihak ketiga tumbuh dari Rp1,53 triliun menjadi Rp1,99 triliun. Sedangkan dengan Grup Lippo naik dari Rp161,25 miliar menjadi Rp175,4 miliar. Meski premi melonjak dua digit, LPGI mengalami tekan-an dari sisi klaim. Tercatat perusahaan membayar klaim Rp1,44 triliun dari sebelumnya Rp957,76 miliar. Demikian juga beban-beban yang harus dibayarkan perusahaan, terjadi lonjakan seiring kenaikan bisnis. Posisi ini membawa aset LPGI naik menjadi Rp2,05 triliun dari sebelumnya Rp1,95 triliun. Sementara itu, Hanwha Life Insurance yang menjadi calon pengendali LPGI dimiliki oleh Hanwha Life Insurance Co. Ltd 99,61% dan Wanteg Selaras Alam 0,39%. Hanwa Life per kuartal IV/2021 memiliki aset Rp2,05 triliun. Laba perusahaan turun dari Rp33,7 miliar menjadi Rp27,39 miliar.
Sumber: Bisnis Indonesia (6 April 2022)
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |