JAKARTA. Industri e-commerce Tanah Air kini dikuasai asing. Tokopedia atau Tokped yang semula digadang-gadang sebagai jawara e-commerce lokal dalam menghadapi gempuran pemain global, kini justru jatuh ke pelukan asing. Tiktok, platform sosial media asal Tiongkok kini resmi menjadi pengendali Tokopedia. Tiktok Pte Ltd membeli 75,01% saham e-commerce yang dirintis William Tanuwijaya tersebut senilai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 23,4 triliun (kurs US$ 1=Rp 15.600). Sedangkan PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) tetap mempertahankan kepemilikan 24,99% saham. Bisa dibilang, masuknya Tiktok ke Tokopedia ini menjadi akhir dari petarungan ecommerce lokal menghadapi pemain asing. Praktis, sebagian besar porsi kue ekonomi digital Indonesia kini dinikmati pemain asing. Hasil riset yang dirilis Momentum Works membeberkan fakta dominasi asing di industri e-commerce Tanah Air. Lembaga riset yang berpusat di Singapura itu melaporkan bahwa pemain asing menguasai hingga 56% industri e-commerce Indonesia. Adapun komposisi market share terbesar dikuasai Shoppe. Perusahaan e-commerce asal Singapura menjadi penguasa pasar dengan market share 36%. (lihat tabel)
Menanggapi dominasi asing ini, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, tidak ada larangan masuknya investasi asing di sektor e-commerce. Namun demikian, menurutnya, pemerintah telah membuat rambu-rambu yang harus dipatuhi perusahaan e-commerce. Salah satunya untuk tetap memprioritaskan produk UMKM. Salah satu beleid yang mengatur tentang itu adalah Permendag Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik. "Jadi, harus ikut mengembangkan program pemerintah, memberdayakan UMKM kita dan membangun bisnis model yang berkelanjutan," ujar Teten, Senin (11/12). Masuknya investor asing ini tak bisa dihindari karena memang tak ada regulasi yang membatasi. Pengamat ekonomi digital, Heru Sutadi bilang, yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengawal Permendag 31 benar-benar dijalankan e-commerce. "Terutama terkait kewajiban mereka menjual produk lokal," ujarnya, kemarin.
Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda bilang, masuknya Tiktok telah mengubah peta persaingan e-commerce menjadi tiga layer. Layer pertama ditempati Shopee dan Tokopedia, layer kedua ditempati Bukalapak, Blibli, dan Lazada, dan layar terakhir ditempati platform kecil. Untuk layer satu dan dua, sekarang tiga dari lima pemain dimiliki perusahaan asing. "Semua pemain layer satu sudah dikendalikan asing, dan lokal sudah kalah," ungkap Huda ke KONTAN, kemarin. Kendati pasar digital Indonesia didominasi asing, pemerintah tetap memiliki wewenang yang besar dalam mengatur bisnis e-commerce. Terutama terkait pengawasan barang impor yang diperdagangkan di e-commerce. Hal itu penting lantaran masuknya produk impor bisa menekan daya saing produk lokal. "Tentu pemerintah punya kewenangan mengatur e-commerce ini, terutama terkait barang impor," ujar Huda.
Sumber : Kontan 13 Desember 2023
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |