JAKARTA. Morgan Stanley Capital International (MSCI) kembali merombak Indeks Saham MSCI Global Standard dan MSCI Small Cap. Ada tiga saham yang masuk dan enam saham yang tergusur sebagai konstituen indeks MSCI. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) masuk ke dalam daftar MSCI Global Standard Index. Emiten big caps pendatang baru itu menggeser posisi PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Di kategori Small Cap Index, MSCI menambahkan PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK). Lantas PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Timah Tbk (TINS) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) tersingkir MSCI Small Cap Index. Perubahan Indeks MSCI kali ini sejak penutupan perdagangan 30 November 2023 dan efektif 1 Desember 2023. Pelaku pasar merespons positif saham-saham yang menjadi konstituen Indeks MSCI Global Standard maupun MSCI Small Cap. Tengok saja pergerakan harga AMMN yang kembali menanjak, naik 1,05% ke level Rp 7.225 pada Rabu (15/11). Saham EMTK dan ARTO melaju lebih kencang, masing-masing 7,41% dan 12,20%.
Membawa harga EMTK ke Rp 580 dan ARTO ke Rp 2.300 per saham. Lalu respons terhadap saham yang keluar dari Indeks MSCI bervariasi, mayoritas melemah atau stagnan. Analis Investindo Nusantara Sekuritas, Pandhu Dewanto menilai, rebalancing indeks MSCI cukup sesuai ekspektasi mempertimbangkan market cap, free float dan nilai rata-rata transaksi harian. "Banyak investor memanfaatkan rebalancing MSCI untuk mengambil keputusan, karena akan ada inflow dan outflow yang terbentuk," terang Pandhu ke Kontan, Rabu (15/11). Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas menambahkan, masuk menjadi anggota indeks MSCI dapat memoles prospek saham. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus sepakat, masuk ke indeks MSCI membawa angin segar bagi pergerakan harga saham. Namun, investor tetap perlu cermat menilai kondisi fundamental, prospek bisnis dan valuasi emiten tersebut. Sementara Analis dan Branch Manager Jasa Utama Capital Sekuritas Solo, Robin Haryadi mengingatkan, manager investasi yang menjadikan MSCI sebagai referensi akan ikut merebalancing portofolio fund . Situasi ini menyetir harga saham yang terkena kocok ulang.
Jika harga saham terbilang sudah mahal, perlu dipertimbangkan profit taking atau hindari. Pandhu menyoroti AMMN yang secara valuasi sudah cukup mahal. Kemudian untuk ARTO dan EMTK, Pandhu menilai, layak dicermati hingga tren penguatan terhenti. Untuk saham yang keluar dari Indeks MSCI, Pandhu mengamati INCO masih menarik dikoleksi. Beda lagi Research Analyst Erdikha Elit Sekuritas, Ika Baby Fransiska yang menilai saham AMMN layak koleksi. Namun, dia menyarankan strategi buy on weakness pada Rp 7.000, dengan target Rp 7.500. Sedangkan bagi saham yang keluar dari Indeks MSCI, Ika melirik BUMI dengan buy on breakout jika mampu menembus Rp 120, target kenaikan ke Rp 138. Sedangkan Nico tidak merekomendasikan AMMN karena harga sudah tinggi. ARTO dan EMTK masih layak buy. Support ARTO di Rp 2.150 dengan resistance Rp 2.470. Support - resistance EMTK di Rp 570–Rp 600 per saham.
Sumber : Kontan 16 November 2023
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |