JAKARTA. Calon emiten yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) membidik pertumbuhan pendapatan sekitar 30%-40% hingga akhir tahun 2023. KOKA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang kontraktor umum, proyek konstruksi, teknik mesin, teknik geoteknik, desain interior dan furnitur. Direktur Keuangan Koka Indonesia, Michael Albert mengatakan, pendapatan itu berasal dari enam kontrak baru KOKA pada tahun 2023. Nilainya lebih dari Rp 200 miliar. Keenam kontrak tersebut didominasi oleh bisnis infrastruktur pertambangan. "Kontrak itu sesuai dengan kapasitas perseroan ini. Pendapatan kami incar naik 40% dan laba bersih lebih besar dari itu," ujar Michael, Kamis (21/9). Saat ini, KOKA telah memegang sejumlah kontrak proyek strategis di Indonesia, terutama dari klien yang berasal dari China. Sejauh ini, KOKA memiliki kualifikasi pada bidang konstruksi bangunan, konstruksi industri pabrik, jembatan dan terowongan selama lebih dari 10 tahun. Michael menyebutkan, KOKA telah mengerjakan lebih dari 100 proyek rekayasa investasi dan konstruksi di Indonesia. Salah satunya, KOKA memegang proyek infrastruktur pertambangan di Morowali, Sulawesi Tengah.
Beberapa portofolio KOKA di antaranya, pembangunan PT Hua Ching Aluminium Indonesia, Pabrik Oppo di Tangerang, PT Chengtong Lithium, serta PT Kinsiang. Saat ini, pemegang saham utama KOKA adalah Gao Jing asal China. Gao Jing yang juga menjabat sebagai direktur utama KOKA menguasai 57% saham atau 42,75% setelah IPO. Lalu, PT Kreatif Konstruksi Indonesia memegang 33% atau 24,75% setelah IPO. Kemudian, Gao Jinfeng menguasai 7,20% (5,40% usai IPO) dan Pei Yaxing 2,80% (2,10% setelah IPO). KOKA berencana mencatatkan sahamnya di BEI pada Oktober 2023. Perusahaan ini akan melepas sebanyak-banyaknya 715,33 juta saham atau sekitar 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum. Harga book building saham IPO antara Rp 128 sampai Rp 161 per saham. Artinya, KOKA mengincar dana segar Rp 91 miliar-Rp 115 miliar. KOKA menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana efek. Head of Corporate Finance UOB Kay Hian Sekuritas, Daud Gunawan mengatakan, valuasi harga IPO KOKA mencerminkan price earning ratio (PER) sebesar 9,9 kali. Angka ini lebih murah ketimbang PER perusahaan konstruksi rata-rata sebesar 15 kali sampai 20 kali.Nantinya, dana IPO akan digunakan untuk pengembangan bisnis, berupa pembelian alatalat berat dan modal kerja. KOKA bakal menambah wheel loader sebanyak tiga unit, lalu dua unit truck crane, dan dua unit excavator.
Sumber : Kontan 22 September 2023
Saham | 07-10-2021 | 08-10-2021 | (+/-) |
---|---|---|---|
ASII | 5,700.00 | 5,900.00 | 3.389% |
BBCA | 35,800.00 | 36,450.00 | 1.783% |
UNVR | 4,830.00 | 4,760.00 | -1.47% |