Pertahankan Profit, Mandala Finance Digitalisasi Proses Bisnis

Senin, 13 Mar 2023

JAKARTA, ID - PT Mandala Multifinance Tbk (Mandala Finance/ MFIN) berhasil menutup tahun 2022 dengan profitabilitas yang mentereng. Pencapaian tersebut diperkirakan kembali diraih perusahaan melalui digitalisasi proses bisnis di berbagai lini. Mengacu laporan keuangan Mandala Finance, laba bersih 2022 dibukukan mencapai Rp 658,51 miliar atau tumbuh 35,71% year on year (yoy). Adapun return on asset (ROA) meningkat dari 9,08% menjadi 10,03%, sedangkan return on equity (ROE) naik dari 18,19% menjadi 20,34%. Perolehan ini seiring dengan keberhasilan perusahaan meningkatkan skala bisnisnya, namun tetap mampu menjaga aspek efisiensi. Piutang pembiayaan (outstanding financing) dicatatkan mencapai Rp 4,78 triliun atau tumbuh 6,99% (yoy) pada 2022. Hasilnya, total pendapatan yang utamanya dikontribusi dari pembiayaan konsumen tumbuh sampai 24,54% (yoy) menjadi sebesar Rp 2,22 triliun. Sementara total beban tumbuh tetapi lebih rendah yakni sebesar 18,15% (yoy) menjadi Rp 1,38 triliun. “Tentunya kami berharap dan optimis bahwa perolehan profit dapat meningkat di tahun 2023 ini. Strategi utama kami adalah fokus dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia Mandala dan digitalisasi di berbagai lini melalui aplikasi Mantis,” ujar Direktur Mandala Finance Christel Lasmana kepada Investor Daily, Senin (13/3/2023). Selain dua hal tersebut, perusahaan juga tengah mencoba untuk menghadirkan berbagai produk terbaru, dimana salah satunya menyangkut pembiayaan untuk motor listrik. Langkah ini sejalan dengan aspirasi perusahaan untuk bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas di masa mendatang.

Di sisi lain, Christel menerangkan, berbagai strategi yang berhasil dijalankan di tahun lalu dalam meraih profitabilitas juga akan diteruskan. Apalagi 2022 merupakan tahun yang cukup menantang bagi para pelaku bisnis, termasuk Mandala Finance yang berada di industri pembiayaan. Menurut dia, berbagai isu global dan nasional berdampak pada perekonomian Indonesia. Hal ini mendorong perusahaan ikut mengantisipasi faktor-faktor tersebut dalam strategi bisnis dengan tetap fokus untuk meningkatkan kinerja bisnis. “Namun, perusahan juga tetap menerapkan prinsip kehati-hatian yang tepat sasaran supaya portofolio bisnis terjaga sehat, kepercayaan pun ikut terjaga, sehingga para mitra terus mendukung Mandala Finance dalam menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat,” ungkap Christel. Mandala Finance memang perlu waspada terhadap risiko pembiayaan yang saat ini dikelola. Termasuk ketika rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/ NPF) bersih bergerak naik dari 0,97% pada 2021 menjadi 1,38% pada 2022. Sementara untuk memastikan bisnis tetap tumbuh baik, perusahaan berupaya meningkatkan aspek kualitas pelayanan. Cara ini dilalui lewat jaringan luas yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, baik secara daring maupun luring melalui aplikasi Mantis. Selain itu, pihaknya turut menyeimbangkan portofolio produk dengan menyalurkan pembiayaan multiguna yang hasilnya cukup menggembirakan. “Sehingga pada saat terjadi kelangkaan stok unit motor akibat terhambatnya pasokan semikonduktor di 2022, kami dapat tetap tumbuh secara keseluruhan,” jelas Christel.

Sumber: Investor Daily 14 Maret 2023


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)