IHSG Siap Rebound Pekan Ini

Selasa, 14 Mar 2023

JAKARTA, ID - PT Indopremier Sekuritas atau yang dikenal dengan IPOT, memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bersiap untuk rebound pekan ini. Masa pelemahan selama tiga pekan berturut-turut diprediksi berakhir. Dalam tiga minggu terakhir, laju IHSG masih tersendat oleh sejumlah sentimen negatif sehingga kembali melemah 0,7%, dengan penurunan terdalam di sektor basic materials sebesar 3,4%, disusul sektor energy sebesar 2,7%, dan sektor industrials sebesar 2,3%. Menurut Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT) Rifqi Satria Dinandra, pelemahan tersebut terutama terimbas data dari Tiongkok yang menyebutkan ekonomi hanya akan tumbuh di kisaran 5%. Alhasil, harga-harga mineral dan energi pun terkena imbasnya. Bahkan, lanjut dia, tiga sentimen positif dari dalam negeri berupa naiknya cadangan devisa, indeks kepercayaan konsumen, dan penjualan eceran serta subsidi kendaraan listrik, belum mampu mengangkat pasar saham. “Cadangan devisa pada akhir Februari meningkat ke level US$ 140,3 miliar dari sebelumnya US$ 139,4 miliar. Kenaikan disebabkan oleh penerimaan pajak dan penarikan utang luar negeri pemerintah. Bank sentral memiliki cadangan devisa yang memadai untuk menjaga stabilitas nilai tukar,” tegasnya kepada Investor Daily, Senin (13/3/2023). Rifqy menambahkan, kalau devisa meningkat maka BI akan punya banyak cadangan untuk menstabilkan jika terjadi volatilitas nilai tukar. Cadangan devisa ini penting untuk emiten-emiten yang import untuk memproduksi.

Sementara itu, indeks kepercayaan konsumen memang agak melemah sedikit, tapi keyakinan masyarakat masih stabil dan data penjualan eceran terus meningkat. Di sisi lain, subsidi kendaraan listrik menjadi sentimen positif, teristimewa setelah pemerintah mengumumkan pemberian insentif atau subsidi kendaraan listrik berlaku mulai 20 Maret 2023. “Mobil listrik yang mendapatkan insentif adalah Hyundai dan Wuling. Kemudian, motor listrik yang harganya akan lebih murah usai pemberlakuan insentif, antara lain Gesits, Volta dan Selis,” ujar dia. Untuk minggu ini investor dan trader wajib memperhatikan dua sentimen yakni neraca perdagangan dan BI Rate. Selain itu, ada sentimen inflasi AS. Neraca perdagangan yang rilis pada 15 Maret diperkirakan akan surplus US$ 3,2 miliar dan BI diperkirakan akan menahan suku bunga. Jika neraca perdagangan dan BI Rate benar-benar positif, lanjut Rifqi, maka akan mengerek IHSG ke jalur penguatan, karena sudah 3 pekan ini IHSG melemah tipis. Sementara itu, inflasi AS juga akan rilis minggu ini. Data ini penting untuk melihat bagaimana arah kebijakan The Fed. Inflasi akan menentukan arah suku bunga AS. “Apabila inflasi kembali naik, The Fed dikhawatirkan akan lebih agresif dalam menaikkan suku bunga,” kata dia. Untuk para investor, Rifqi merekomendasikan untuk buy pada saham TLKM (Support: 3.940, Resistance: 4.150), ISAT (Support: 6.900, Resistance: 7.250), BBRI (Support: 4.730, Resistance: 4.980), BMRI (Support: 10.175, Resistance: 10.650), BBNI (Support: 8.800, Resistance: 9.575) dan AMRT (Support: 2.770, Resistance: 2.920). Adapun selama sepekan terakhir perdagangan yakni periode 6-10 Maret 2023, di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) Rp 8,74 triliun, angka itu menurun 19% dibanding sepekan sebelumnya, yakni Rp10,79 triliun per hari.

Sumber: Investor Daily 14 Maret 2023


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)