Enam Emiten Multifinance Panen Laba

Senin, 13 Mar 2023

JAKARTA, ID - Enam emiten multifinance panen laba di tahun 2022. Jika ditotal, laba bersih yang dikumpulkan mencapai Rp 4,80 triliun, tumbuh 54,91% year on year (yoy) dari tahun sebelumnya sebesar Rp 3,10 triliun.

Emiten multifinance dengan perolehan laba terbesar dicatatkan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance/BFIN). Laba bersih dibukukan mencapai Rp 1,81 triliun atau tumbuh 59,69% (yoy) di tahun 2022. Dari perolehan laba tersebut, BFI Finance meraup pendapatan sebesar Rp 5,38 triliun atau tumbuh 30,57% (yoy). Adapun pendapatan seiring dengan peningkatan piutang pembiayaan hingga 43,25% (yoy) menjadi Rp 19,71 triliun. Di sisi lain, multifinance yang dimiliki konglongmerat Garibaldi ‘Boy’ Thohir dan Jerry Ng ini berhasil menjaga beban tumbuh lebih lambat 15,95% (yoy) menjadi Rp 3,14 triliun di akhir 2022. Dalam hal ini, BFI Finance berhasil dalam pengendalian biaya operasional dan menjaga kualitas aset yang terkendali. Finance Director BFI Finance Sudjono menyampaikan,  rapor kinerja yang apik tahun 2022 menjadi bekal BFI Finance untuk menyongsong tahun 2023 dengan penuh optimisme. Perusahaan tetap fokus pada penyediaan solusi keuangan yang bersifat customer centric dengan menyesuaikan kebutuhan setiap segmen pasar melalui pengembangan teknologi informasi dan kapasitas digitalisasi. “Setiap langkah ekspansi yang dilakukan BFI Finance selalu dipertimbangkan dengan saksama. Selama manajemen risiko dijaga dengan baik dan disiplin menerapkan good corporate governance, masih ada banyak peluang positif bagi perusahaan,” ungkap Sudjono, belum lama ini. Selanjutnya , P T Adira Dinamika MultiFinance Tbk (Adira Finance/ADMF) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,61 triliun atau tumbuh 32,33% (yoy) pada tahun 2022. Di tahun sebelumnya, anak usaha PT Bank Danamon Tbk (BBLD) ini mencatat laba Rp 1,21 triliun. Pertumbuhan tersebut didukung keberhasilan perusahaan dalam menurunkan total beban sebesar 10,64% (yoy) menjadi Rp 6,30 triliun berbanding tahun sebelumnya sebesar Rp 7,05 triliun. Sementara pendapatan relatif melandai Rp 8,34 triliun atau turun 3,61% (yoy). Dari sisi bisnis, piutang pembiayaan bersih ADMF dicatatkan mencapai Rp 22,07 triliun atau tumbuh 9,08% (yoy) pada tahun 2022. Pencapaian ini seiring dengan penyaluran pembiayaan baru yang tumbuh 22% menjadi Rp 31,7 triliun, yang salah satunya disokong lini pembiayaan mobil baru. Sedangkan untuk tahun ini, Adira Finance mematok piutang pembiayaan tumbuh lebih tinggi atau sebesar 13-15%, termasuk dengan pembiayaan bersama tembus menjadi Rp 50 triliun. Agresivitas perusahaan bakal diikuti diversifikasi pendanaan, mulai dari pinjaman bank, modal sendiri, hingga penerbitan surat utang. Emiten berikutnya yang berhasil memperoleh laba cukup baik adalah PT Mandala Multifinance Tbk (Mandala Finance/MFIN). Perseroan mencetak laba bersih mencapai Rp 658,51 miliar atau tumbuh 35,71% (yoy) pada tahun 2022. Total pendapatan multifinance yang aktif menyalurkan pembiayaan kendaraan roda dua ini tercatat mencapai Rp 2,22 triliun atau tumbuh 24,54% (yoy), sedangkan total beban tumbuh 18,15% (yoy) menjadi Rp 1,38 triliun. Di tahun 2022, total piutang pembiayaan tumbuh moderat 6,99% (yoy) menjadi sebesar Rp 4,78 triliun.

Berikutnya, emiten berkode CFIN atau PT Clipan Finance Indonesia (Clipan Finance) turut merasakan panen laba. Di akhir tahun lalu, perseroan mencatat laba bersih mencapai Rp 310,72 miliar atau melesat 570,96% (yoy). Dalam hal ini, pendapatan Clipan Finance mencapai Rp 1,51 triliun atau hanya tumbuh 2,43% (yoy) pada tahun 2022. Namun upaya efisiensi dan penyederhanaan proses bisnis berhasil menekan beban hingga 22,60% (yoy) menjadi Rp 1,11 triliun. Sementara itu, piutang pem bi ayaan tahun lalu te tap berkembang dengan pertumbuhan 16,80% (yoy) menjadi Rp 7,39 triliun, sejalan masifnya penya luran pembiayaan baru dari per usahaan. Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan, pihaknya masih memacu penyaluran pembiayaan baru di tahun ini menjadi sebesar Rp 9 triliun dari tahun sebelumnya Rp 7,4 triliun. Upaya peningkatan skala bisnis tersebut menjadi bagian mengerek kembali perolehan laba di tahun ini. “Pertumbuhan laba Clipan Finance kedepan akan lebih sustain, dimana target laba 2023 senilai Rp 339 miliar, tapi saya optimis angka tersebut akan terlampaui,” ungkap Harjanto. Lebih lanjut, PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) melalui entitas usaha yakni PT Indomobil Finance Indonesia (Indomobil Finance) membukukan laba bersih mencapai Rp 224,15 miliar pada tahun 2022. Laba tersebut tumbuh 95,88% (yoy) dibandingkan Rp 114,43 miliar pada 2021. Total pendapatan da i Indomobil Finance dicatatkan mencapai Rp 2,35 triliun dan total beban sebesar Rp 2,07 triliun, masing-masing tumbuh 21,92% (yoy) dan 15,80% (yoy). Sementara piutang pembiayaan meningkat 5,50% (yoy) menjadi Rp 13,08 triliun. Di samping itu, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance/WOMF) jadi bagian terakhir dari emiten multifinance yang mampu mencatatkan pertumbuhan laba dengan baik. Di tahun 2022, laba bersih perusahaan tumbuh 79,54% (yoy) menjadi Rp 197,60 miliar

Dari sisi pendapatan, multifinance bagian dari Maybank ini berhasil menghimpun Rp 1,69 triliun, tumbuh sampai 19,63% (yoy). Piutang pembiayaan yang naik 10,06% (yoy) menjadi Rp 4,88 triliun menjadi salah satu faktor pendukung. Sedangkan total beban berhasil ditahan di posisi 1,41 triliun atau turun tipis 0,30% (yoy) pada tahun 2022. Presiden Direktur WOM Finance Djaja Suryanto Sutandar bilang, optimalisasi pelua n g p e r t u m b u h a n u s a h a berlan jut dengan sentralisasi dan transformasi digital yang telah dirintis sejak tiga tahun lalu. Engine Credit pun akan diluncurkan di tahun ini, meski tetap mengedepankan kehatihatian. “Pada tahun 2023, perseroan menargetkan per tumbuhan pembiayaan sebesar 14,03%, atau di atas rata-rata pertumbuhan industri. Infrastruktur digital yang lengkap, permodalan kuat dan teamwork solid membuat perseroan meyakini bahwa target tersebut dapat tercapai,” imbuh Djaja.

Di sisi lain, Senior Investment Information Mirae Asset M Nafan Aji Gusta menilai, permintaan pembiayaan tumbuh dengan baik pada tahun lalu. Alhasil, kinerja bisnis pembiayaan yang impresif dari sejumlah multifinance memacu perolehan pendapatan yang lebih baik. Tren positif ini masih berpotensi di tahun 2023. “Pemulihan perekonomian yang optimal memengaruhi credit demand pada tahun lalu. Likuiditas yang melimpah dan memadai di tahun lalu juga masih akan berlanjut di tahun ini. Hal ini juga akan memengaruhi realisasi pembiayaan multifinance ke depan,” saat dihubungi Investor Daily, Minggu (12/3/2023). Namun demikian, menurut dia, kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) dalam menjaga tingkat inflasi sekaligus tingkat suku bunga acuan yang relevan dengan kebijakan The Fed menjadi hal yang kr usial. Langkah ini secara tidak langsung bisa berdampak baik dari sisi pembiayaan maupun profitabilitas multifinance. “Yang menjadi tantangannya adalah bank dunia di berbagai negara masih berkomitmen untuk menur unkan inflasi, sehingga kebijakan moneter yang agresif masih berlanjut. Jadi otomatis sentimen dari global ini bisa memengaruhi volatilitas pasar, khususnya pasar multifinance di Tanah Air,” kata Nafan. Di sisi lain, dia meyakini, fundamental makro ekonomi dalam negeri masih cukup solid. Termasuk aktivitas masyarakat yang kian menggeliat, dapat menopang optimalisasi permintaan pembiayaan ke multifinance dalam beberapa waktu mendatang. Nafan juga menuturkan, OJK telah memproyeksi piutang pembiayaan multifinance tumbuh dalam kisaran 13-15% seiring kondisi likuiditas yang memadai. Hingga pada akhirnya hal tersebut diharapkan turut mendukung pergerakan harga saham-saham emiten multifinance ke depan. “ Semestinya ini bisa membuat pergerakan harga saham emiten multifinance bisa resilen dan defensif dalam rangka menghadapi pasar finansial global. Sedangkan secara valuasi seiring waktu untuk multifinance, memang sudah ada beberapa yang tinggi. Ke depan para investor masih akan melihat prospek daripada kenaikan kinerja, yang saya pikir masih cukup resilien,” tutup Nafan.

 

Sumber: Investor Daily 13 Maret 2023


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)