Industri Direct Selling Masuki Pasar Internasional

Senin, 16 Jan 2023

JAKARTA, ID – Industri penjualan langsung (direct selling) didorong untuk memasuki pasar internasional sebagai salah satu upaya membangkitkan perekonomian nasional setelah pandemi Covid-19. Langkah go international tersebut akan mendapat dukungan penuh dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). “Kemendag siap untuk bekerja sama agar perdagangan dan penjualan langsung dapat memberikan dampak positif bagi pelaku bisnis dan masyarakat, serta memberikan kontribusi dalam kebangkitan perekonomian Indonesia khususnya setelah pandemi Covid-19. Kerja sama diperlukan karena kunci keberhasilan bangkit setelah pandemi Covid-19 adalah kolaborasi,” kata Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan pada pembukaan Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) Award 2022 yang diselenggarakan pada Sabtu (14/1/2023) di Jakarta. Berdasarkan data olahan Portal Sistem Informasi Pelayanan Terpadu (SIPT) tahun 2022, telah terdaftar 478 perusahaan penjualan langsung. Dan merujuk data publikasi dari World Federation Direct Selling (WFDSA), tercatat bahwa total pen[1]jualan langsung Indonesia pada 2021 mencapai sebesar US$ 1,53 miliar, dengan total serapan tenaga kerja mencapai 17,24 juta orang.

Dari jumlah itu, sebanyak 61%nya merupakan tenaga kerja wanita. Kemendag, lanjut Zulkifli Hasan, berkomitmen mendukung Indonesia Maju 2045, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,7% per tahun dengan terus melakukan reformasi struktural, memanfaatkan bonus demografi dan kemajuan teknologi, serta meningkatkan daya saing ekonomi. Indonesia diperkirakan menjadi negara berpendapatan tinggi di 2036 dan produk domestik bruto (PDB) terbesar ke-5 pada 2045. Dengan menjaga pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inklusif, diharapkan bisa meningkatkan jumlah kelas menengah menjadi sekitar 70% penduduk Indonesia pada 2045. Pertumbuhan global diperkirakan mengalami perlambatan dari 3,2% pada 2022 menjadi 2,7% di 2023. Sementara untuk inflasi global diperkirakan mengalami perbaikan dari 8,8% pada 2022 menjadi 6,5% tahun ini. Sedangkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ekonomi Indonesia tumbuh 5,72% pada kuartal III-2022. Di tengah risiko pelemahan ekonomi global dan tekanan inflasi, sektor perdagangan dan reparasi mampu mengalami pertumbuhan sebesar 5,35%. Menurut Mendag, kinerja perekonomian Indonesia mengalami perbaikan, sehingga mengindikasikan tren pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut dan semakin menguat. “Tentu saja perbaikan ini harus dibarengi dengan penanganan pandemi yang semakin membaik, serta pembukaan kegiatan-kegiatan ekonomi bagi masyarakat yang terus berlanjut. Sejalan dengan hal tersebut, dampak secara langsung terhadap iklim usaha yang semakin kondusif pada berbagai sektor diharapkan akan tercipta kembali, termasuk pada bidang penjualan langsung,” pungkas Mendag.

Sumber: Investor Daily, 16 Januari 2023


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)