PKT Mulai Bangun Kawasan Industri Pupuk di Papua Barat

Jumat, 13 Jan 2023

JAKARTA, ID–PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT) telah memulai proyek pembangunan Kawasan Industri Pupuk (KIP) di Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Pengantongan perdana pupuk urea di KIP Fakfak itu ditargetkan terealisasi pada 2027 atau saat HUT ke-50 PKT. KIP Fakfak merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan pemerintah melalui Permenko Perekonomian No 21 Tahun 2022.

 

Peresmian dimulainya proyek pembangunan KIP Fakfak ditandai dengan kick of f ceremony oleh jajaran direksi bersama dewan komisaris PKT pada Selasa (10/01/2023) malam. Dalam Permenko Perekonomian No 21 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua Atas Permenko Perekonomian No 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional, KIP Fakfak masuk daftar PSN dari sektor kawasan. Dalam keterangan Kemenko Perekonomian sebelumnya, KIP Fakfak memiliki nilai investasi sekitar Rp 22 triliun dengan produksi berupa amonia dan urea, proyek tersebut diharapkan sudah dapat masuk penyelesaian pembiayaan (finansial closing) sebelum 2024. Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi menjelaskan, proyek KIP Fakfak telah ditetapkan pemerintah pusat melalui Kemenko Perekonomian sebagai salah satu PSN. Hal tersebut dikuatkan dengan surat penugasan dari PT Pupuk Indonesia (PI Persero) yang menunjuk langsung PKT untuk segera merealisasikan pembangunan proyek tersebut. “Sebagai anak perusahaan BUMN PI, PKT siap melaksanakan tugas tersebut sebagai amanah negara yang akan direalisasikan secara sungguh-sungguh untuk mendukung kedaulatan pangan nasional dan perekonomian bangsa. PKT secara resmi telah memulai proyek pembangunan KIP Fakfak tersebut,” kata Rahmad. Seiring ditetapkan sebagai PSN, proyek KIP Fakfak sangat didukung penuh oleh pemerintah pusat, karena memiliki dampak positif yang sangat besar terhadap pembangunan dan perekonomian bangsa. Realisasi proyek tersebut didorong segera terlaksana sehingga misi pembangunan daerah juga terlaksana. PKT memastikan untuk menjalankan tahap pembangunan pabrik secara maksimal. Sejalan dengan semangat 45 tahun perjalanan perusahaan, PKT telah mengukuhkan diri sebagai perusahaan pupuk terbesar di Asia Tenggara yang akan terus tumbuh, melalui berbagai pengembangan dan hilirisasi dengan memanfaatkan peluang yang ada. Proyek KIP Fakfak merupakan salah satu pengembangan pada fase kedua pertumbuhan perusahaan yang ditargetkan mampu terealisasi dalam lima tahun ke depan. “Pembangunan KIP Fakfak ini menjadi Program Emas dalam menyongsong 50 tahun PKT. Insya Allah, pada HUT ke-50 nanti, pengantongan perdana urea di kawasan industri itu bisa terealisasi,” tutur Rahmad.

PKT memiliki dua modal utama dalam meningkatkan daya saing secara global, yakni kesiapan perusahaan sebagai organisasi untuk menangkap peluang melalui berbagai strategi pengembangan dan dukungan sumber daya profesional dan kompeten dalam mewujudkan setiap langkah strategis yang ditetapkan. Hal ini menjadi keyakinan PKT untuk merealisasikan proyek KIP Fakfak di Papua Barat sebagai etape pertama dalam 40 tahun kedua pertumbuhan perusahaan. “Jika pembangunan pabrik di Papua Barat ini terealisasi, PKT telah on the right track menuju perusahaan petrokimia berbasis gas alam terbesar di Asia Pasifik. Dua modal ini yang menjadi landasan utama PKT untuk bisa mengarungi berbagai tantangan dan menangkap peluang yang ada,” ujar Rahmad. Sementara itu, Gustaaf AC Patty, mewakili Dewan Komisaris Pupuk Kaltim, mengatakan, ditetapkannya proyek kawasan industri pupuk di Fakfak, Papua Barat, sebagai PSN oleh pemerintah pusat menjadi kebanggaan yang sangat didukung pihaknya untuk segera terlaksana. “Ini akan menjadi bagian sejarah baru dalam perjalanan Pupuk Kaltim. Untuk itu, kita semua harus menjadi pejuang yang secara bersama mampu menorehkan sejarah tersebut dalam pertumbuhan Pupuk Kaltim ke depan dan untuk Indonesia yang lebih maju dan berdaya,” jelas Gustaaf.

Pada bagian lain, PKT bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyulap lahan bekas tambang menjadi agrowisata kayu putih dengan menanam 23 ribu pohon pada 2022. Indonesia menargetkan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060, ini tentu saja menjadi salah satu target industri di Indonesia yang harus dicapai secara bersama. Sebagai pelopor transformasi hijau di bidang petrokimia, PKT turut ambil bagian dalam mencapai target itu dengan memulihkan lahan bekas tambang dan penanaman pohon yang diperkirakan mampu menyerap karbon. Di enam lokasi yang berbeda, PKT telah menanam 23.272 pohon pada lahan 32,4 hektare (ha). Dua lokasi merupakan lahan bekas tambang, yakni di Desa Makroman, Samarinda, dan Monterado, Kalimantan Barat. Penanaman ini juga dipastikan keberlanjutannya, lewat kerja sama bersama masyarakat sekitar yang akan memanfaatkan hasil panen dari tanaman itu untuk kesejahteraan. Empat lokasi lainnya di Desa Ciemas (Sukabumi), Taman Kasih Sayang (Takasay, Kota Bontang), Tropical Orchard-1 PKT, Mangrove Maratua. “PKT akan terus mengembangkan bisnis yang menjaga keseimbangan alam, berdampak bagi masyarakat, bukan hanya untuk saat ini tapi juga masa depan. Dalam melahirkan inisiatif, kami selalu berupaya agar program itu berefek berganda. Itu sebabnya, dalam kegiatan dekarbonisasi melalui penanaman pohon yang berdampak pada lingkungan, kami selalu melibatkan masyarakat lokal. Pohon yang dipilih pun yang bisa dipanen, yang hasilnya dapat dirasakan oleh petani atau masyarakat lokal yang terlibat,” tutur dia. Sebanyak 2.770 pohon buah mangga, durian, sirsak, alpukat, nangka, matoa, bisbul, gandaria ditanam di lahan area latihan Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di Desa Ciemas, Sukabumi. PKT juga menanam 500 tanaman buah di Tropical Orchard-1 PKT, lalu 1.100 tanaman mangrove di lokasi Mangrove Maratua, Berau, Kalimantan Timur. Lahan bekas tambang terus menjadi fokus pemerintah dalam upaya memperbaiki kualitas lingkungan di Indonesia. Pada umumnya, tanah pada lahan bekas tambang tidak subur karena tingkat keasaman tanah yang tinggi. Karena itu, PKT menggunakan teknologi pertanian bernama Smart Bio Ball yang ramah lingkungan untuk menghijaukan kembali lahan bekas tambang sehingga lahan bekas tambang dapat kembali subur dan hijau. Komitmen PKT untuk bisa mencapai target perusahaan dalam pengurangan emisi karbon hingga 32,5% pada 2030 akan terus berlanjut. PKT akan terus bergerak dengan orientasi pada sumber daya terbarukan yang selalu mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan NZE pada 2060.

Sumber: Investor Daily 13 Januari 2023


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)