Perubahan Kebijakan yang Mengejutkan dari BOJ

Kamis, 22 Dec 2022

TOKYO, ID – Bank of Japan (BOJ) pada Selasa (20/12/2022) mengejutkan pasar dengan mengubah kontrol atas imbal hasil obligasi pemerintah Jepang, khususnya yang bertenor 10 tahun, yang memungkinkan suku bunga jangka panjang naik lebih banyak. Perubahan kebijakan ini dipandang untuk meringankan beberapa biaya stimulus moneter yang sudah berlangsung lama.

 

 

Tindakan bank sentral Jepang itu menyebabkan saham-saham merosot. Sementara nilai tukar mata uang yen dan imbal hasil obligasi melonjak. Para investor sendiri sepertinya lengah, karena memprediksi tidak ada perubahan yang diambil BOJ terhadap kontrol kurva imbal hasil hingga Gubernur Haruhiko Kuroda mundur pada April tahun depan. Dalam upaya yang disebut bertujuan menghidupkan kembali pasar obligasi yang tidak aktif, BOJ memutuskan membiarkan imbal hasil obligasi tenor 10 tahun bergerak di kisaran 50 basis poin di kedua sisi target 0%, lebih lebar dari 25 basis poin sebelumnya. Di sisi lain, bank sentral Jepang itu masih mempertahankan target imbal hasilnya dan mengatakan bakal meningkatkan pembelian obligasi secara tajam. Ini menjadi pertanda bahwa langkah tersebut merupakan penyesuaian kebijakan moneter sangat longgar yang sudah ada dibandingkan penarikan stimulus. Kuroda mengatakan langkah tersebut bertujuan menghilangkan distorsi dalam bentuk kurva imbal hasil, sekaligus memastikan manfaat dari program stimulus bank diarahkan ke pasar dan perusahaan. “Langkah hari ini ditujukan meningkatkan fungsi pasar, sehingga membantu meningkatkan efek pelonggaran moneter kami. Oleh karena itu, ini bukan kenaikan suku bunga. Perubahan ini akan meningkatkan kesinambungan kerangka kebijakan moneter kami. Ini sama sekali bukan tinjauan yang akan mengarah pada pengabaian YCC atau jalan keluar dari kebijakan yang mudah,” demikian penjelasan Kuroda dalam konferensi pers, yang dilansir Reuters. Seperti yang telah diperkirakan, pada pertemuan kebijakan dua hari yang berakhir pada Selasa, BOJ mempertahankan target YCC-nya di kisaran - 0,1% untuk suku bunga jangka pendek dan sekitar nol untuk imbal hasil obligasi 10 tahun, BOJ juga menyampaikan bakal menaikkan pembelian bulanan obligasi Pemerintah Jepang (Japanese government bond/JGB) dari 7,3 triliun yen menjadi 9 triliun yen (US$ 67,5 miliar) per bulan Menyusul hasil rapat dua hari BOJ, rerata indeks saham acuan Nikkei dilaporkan merosot 2,5%. Sedangkan nilai tukar dolar turun sebanyak 3,1% ke level terendah dalam empat bulan di kisaran 132,68 yen. Imbal hasil JGB 10-tahun pun menguat singkat menjadi 0,460%, mendekati batas implisit BOJ yang baru ditetapkan dan level tertinggi sejak 2015.

Di samping itu, Kuroda menekankan langkah yang diambil BOJ bukanlah awal dari penyesuaian yang lebih besar terhadap YCC dan akhirnya keluar dari kebijakan sangat longgar. Ia tampaknya masih berpegang pada pandangan bahwa ekonomi Jepang yang rapuh masih membutuhkan dukungan. Tetapi beberapa pelaku pasar tidak yakin. “Mungkin ini langkah kecil untuk menguji strategi dan melihat apa reaksi pasar, dan seberapa besar reaksinya. Saya rasa, kita melihat siapa yang sedang coba-coba,” tutur Bart Wakabayashi, manajer cabang di State Street di Tokyo. Sudah, pasar menebak apa langkah BOJ selanjutnya karena jangka waktu Kuroda akan segera berakhir dan dengan inflasi diperkirakan akan tetap di atas target 2% hingga tahun depan. “Mereka telah melebarkan jangkauan, dan saya kira itu datang lebih awal dari yang diharapkan. Langkah tersebut menimbulkan pertanyaan apakah ini merupakan pendahulu dari lebih banyak yang akan datang, dalam hal normalisasi kebijakan,” ujar Moh Siong Sim, ahli strategi mata uang di Bank of Singapore. Saham-saham sektor perbankan Jepang dilaporkan melawan tren penurunan pasar yang lebih luas untuk naik 5,12%. Aksi ini menyoroti ekspektasi investor bahwa suku bunga sangat rendah selama bertahun-tahun, yang menekan pendapatan dari pinjaman dan simpanan, dapat berakhir.

Sumber: Investor Daily 21 Desember 2022


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)