WHO Proyeksikan Darurat Covid Dicabut pada 2023

Jumat, 16 Dec 2022

JENEWA, ID - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada Rabu (14/12/2022) waktu setempat menyatakan bahwa pihaknya berharap Covid-19 tidak lagi menjadi darurat kesehatan masyarakat pada 2023. Menjelang peringatan tiga tahun wabah ini bermula, WHO menyatakan virus Covid akan tetap ada. Tetapi perlu ditangani bersama penyakit pernafasan lainnya. Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, jumlah kematian Covid mingguan sekarang sekitar seperlima dari tahun lalu.

Tetapi dinilai masih terlalu tinggi. “Minggu lalu, kurang dari 10.000 orang kehilangan nyawa. Itu masih 10.000 terlalu banyak dan masih banyak yang bisa dilakukan semua negara untuk menyelamatkan nyawa. Tapi kami telah menempuh perjalanan panjang. Kami berharap pada suatu saat di tahun depan, kami dapat mengatakan bahwa Covid-19 tidak lagi menjadi darurat kesehatan global,” katanya dalam konferensi pers di markasnya di Jenewa, Swiss, seperti dikutip AFP. Komite darurat WHO untuk Covid-19, yang memberi masukan kepada Tedros apakah virus tersebut merupakan darurat kesehatan masyarakat dan menjadi perhatian internasional (PHEIC), akan membahas kriteria untuk menyatakan berakhirnya fase darurat saat bertemu lagi pada Januari 2023. Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis Covid-19 WHO, mengatakan komite akan melihat epidemiologi, varian seperti Omicron, dan dampak virus.

“Sementara gelombang infeksi masih diperkirakan terjadi, pandemi tidak seperti pada awalnya. Ditandai kasus-kasus sekarang mengakibatkan lebih sedikit rawat inap dan kematian,” katanya. WHO menyatakan telah lebih dari 13 miliar dosis vaksin diberikan. Masih ada sekitar 30% dunia yang belum menerima satu dosis pun. Sementara total kasus terkonfirmasi global mencapai hampir 650 juta dengan lebih dari 6,6 juta kematian. Tedros mengatakan bahwa pada saat dunia ingin mengakhiri keadaan darurat Covid, dunia juga perlu memahami bagaimana pandemi ini dimulai. Kasus pertama Covid-19 tercatat di kota Wuhan, Tiongkok, pada Desember 2019. “Kami terus mengimbau Tiongkok untuk membagikan data dan melakukan studi yang kami minta, untuk lebih memahami asal-usul virus ini. Semua hipotesis tetap ada,” kata Tedros. Ia menambahkan bahwa hal itu termasuk teori bahwa virus tersebut lolos dari laboratorium virologi di Wuhan.

 

Sumber : Investor Daily 16 Desember 2022


One Line News

Investalearning.com
Admin (Online)